Padat Makna! Inilah Sekilas Sejarah Awal Idul Adha

Padat Makna! Inilah Sekilas Sejarah Awal Idul Adha

Padat makna! Inilah sekilas sejarah awal Idul Adha.--

BACA JUGA: 10 Kuliner Mie Bakso di Tasik Dulunya Kaki Lima Sekarang ‘Bintang Lima’

Setelah itu, Hajar pun kembali dan membiarkan Nabi Ibrahim as pergi meninggalkan mereka berdua.

Setelah jauh melangkah dan sampai di Tsamiyah, Nabi Ibrahim as berhenti sejenak menghadapkan wajahnya ke Baitullah dan berdoa, ”Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah meninggalkan keturunanku di lembah yang tidak ada tanaman di sisi rumah Engkau yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan sholat, maka jadikanlah hati manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki berupa buah-buahan agar mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim [14] : 37).

Hajar menyusui Ismail as dan meminum air yang tersedia. Ketika persediaan sudah habis, maka ia dan putranya pun merasa haus sehingga Ismail merengek. 

Tidak tega melihat anaknya merengek, Hajar melihat sekitarnya dan mendapati Shafa merupakan bukit yang terdekat dengannya.

BACA JUGA: ENAKNYA! Bayar Pajak Motor di Samsat on Call, Lokasi Sesuai Permintaan

Dengan berlari kecil, dia naik ke puncak Shafa kemudian menghadap lembah sambil melihat-lihat barangkali ada orang di sana. Tetapi tidak ada seorang pun di sana.

Ia pun turun dengan susah payah. Kemudian ia naik ke bukit Marwah yang berada di seberang bukit Shafa, lalu berdiri di sana sambil melihat-lihat ke arah lembah. 

Namun tidak ada seorang pun di sana. Ia lakukan itu (berlari-lari antara bukit Shafa dan Marwah) sebanyak tujuh kali. Inilah tonggak sejarah sa’i.

Setelah mendekati Marwah, Hajar mendengar suara gemericik air. Ia pun berkata, ”Diam!” Maksudnya untuk dirinya sendiri.

BACA JUGA: Dibandrol Rp291 Jutaan CB650R Big Bike Makin Modern, Bikin Pengendara Tampil Gagah dan Macho

Kemudian ia berusaha mendengar lagi hingga ia pun mendengarnya. ”Engkau telah memperdengarkan. Adakah engkau dapat menolong?”

Tiba-tiba ia mendapati Malaikat di dekat sumber air. Kemudian Malaikat itu menggali tanah dengan tumitnya sehingga muncullah air.

Selanjutnya Hajar membendung air dengan tangannya sambil berseru, ”Zamzam!” dan menciduknya, sementara air bertambah deras. Ia pun meminum air itu dan menyusui anaknya yang sudah kehausan.

Ismail as kecil tumbuh dewasa dan belajar bahasa di kalangan Bani Jurhum. Hingga pada suatu hari, ayahnya, Nabi Ibrahim as datang menjumpainya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: