Hemat Bahaya
BPOM ungkap 2 industri farmasi yang produksi obat sirup kandungan EG DEG. -Intan Afrida Rafni/disway.id---
Bagaimana kalau itu kecelakaan? Misalnya bagian pencampuran bahan obat itu teledor? Tentu harus dilihat sistem proses produksi di pabrik tersebut. Terutama di bagian pencampuran bahan obat: apakah serba otomatis ataukah masih pakai manusia.
Kita masih harus menunggu penyelidikan lebih lanjut. Kalau itu sebuah kecelakaan tentu tanggung jawabnya di pelaksana. Bisa juga sampai pimpinan produksi, dilihat dulu proses pengambilan keputusannya.
Tapi kalau itu kebijakan, tentu pelaksana tidak bersalah.
Adakah memilih bahan baku yang jelek sebagai kecelakaan? Tentu sulit disebut kecelakaan. Ini bukan soal komposisi pencampuran. Ini soal kualitas bahan yang dicampurkan.
Tanggung jawab sepenuhnya di pimpinan perusahaan.
Sisi positifnya: semuanya jadi jelas. Tragedi ginjal itu tidak ada hubungannya dengan long Covid atau jenis vaksinasi tertentu (Disway 24 Oktober 2022).
Kelihatannya penanganan obat sirup ini bersaing cepat dengan penanganan tragedi Stadion Kanjuruhan.
Secara administrasi izin produksi sirup dari dua pabrik obat itu sudah dicabut. Peredarannya dihentikan. Yang sudah beredar harus ditarik. Yang sudah ditarik harus dimusnahkan.
Secara pidana kita belum mendengar siapa yang akan ditetapkan sebagai tersangka. Apakah sebatas dari dua perusahaan farmasi itu atau juga pemasoknya. Mungkin masih menunggu hasil penyelidikan polisi.
Kalau itu merupakan kebijakan, pimpinan perusahaan itu bisa jadi tersangka. Kalau itu kecelakaan bisa jadi hanya sampai ke tingkat pelaksana.
Maka kita pun lega. Tidak perlu ada sangkaan lain atas tragedi obat sirup ini. Murni karena penggunaan campuran obat yang begitu berlebihan.
Tapi mengapa dari yang sakit itu hanya separo yang meninggal?
Itu karena banyak faktor. Salah satunya: cepat tidaknya Si anak dibawa ke rumah sakit. Faktor lain: sikap ibu Si anak yang tepat.
"Anak-anak yang sakit panas dan batuk biasanya mogok minum dan makan," ujar Dr dr Monica dari Bandung. Karena itu Sang ibu tidak boleh hanya menuruti keinginan anak: dibiarkan tidak mau minum dan makan. Kalau badan anak panas harus diberi banyak minum. "Yang lebih tepat langsung saja dibawa ke rumah sakit. Bisa langsung diinfus. Kurangnya minum ditutup dengan cairan infus," ujar dokter Monica yang kini menjadi kepala rumah sakit Unggul Karsa Medika, Bandung.
Dengan memperbanyak cairan tadi kandungan barang terlarang yang terlalu tinggi bisa dikurangi risikonya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: