Pasar Tradisional Sukatani Depok Terapkan QRIS, Ridwan Kamil: Kalau Tidak Digital Ketinggalan
-Biro Adpim Jabar---
DEPOK, RADARTASIK.COM – Program digitalisasi Pasar Sukatani di Kota Depok sudah diterapkan dengan pola pembayaran nontunai melalui QRIS. Hal ini mendapat apresiasi dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Pasar Sukatani keren, warganya sudah bayar pakai QRIS, belanja tidak harus selalu pakai tunai. Jadi ini contoh pasar yang luar biasa," kata Ridwan Kamil ketika melakukan monitoring ke Pasar Sukatani Depok pasca kenaikan harga bahan bakar minyak, Rabu 28 September 2022 dikutip dari cianjurekspres.com.
Menurut Gubernur, digitalisasi saat ini merupakan kebutuhan, termasuk di pasar tradisional.
Secara bertahap pasar tradisional di seluruh Jabar bertansformasi menerapkan teknologi digital.
BACA JUGA:Aksi Pencurian 130 Tabung Elpiji di Cirebon Terekam CCTV, Pelaku Beraksi Gunakan Pick Up
"Zaman sekarang kalau tidak digital ketinggalan. Memang masih ada yang pakai tunai, tapi dua sampai tiga tahun mendatang akan pindah ke digital secara maksimal, termasuk pasar tradisional di Jabar bertahap semua akan digitalisasi," tutur Emil.
Pasar Sukatani memiliki 218 kios/ los dengan 154 pedagang tipe IV. Komoditas yang dikelola UPT Pasar Sukatani Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Depok ini antara lain sembako, sayuran, buah-buahan, makanan siap saji, pakaian, perhiasan, kue, perabot, daging dengan komoditas unggulan ikan tambakan.
Pasar yang meraih juara 1 Lomba Inovasi Pasar Rakyat se-Kota Depok inipun menjadi pasar rujukan dari Kementerian Perdagangan terkait inovasi pengelolaan pasar.
Hasil monitoring bahan kebutuhan pokok, kenaikan terjadi pada sejumlah bahan pokok, namun harganya masih di bawah 10 persen.
BACA JUGA:Masih Anak SMP Bawa Motor? Simak di Mangkubumi Razia Dilakukan ke Sekolah
BACA JUGA:Polisi di Mangkubumi Tertibkan Motor Knalpot Bising di Lingkungan Sekolah
Gubernur menilai kenaikan tersebut masih terbilang normal, sehingga tidak begitu memberatkan pembeli.
"Kenaikan maksimal hanya 10 persen, jadi ini masih tolerable," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: