BEM STIA Tasikmalaya Kritik Pemerintah dengan Gelar Sekolah Anak Jalanan di Taman Kota

BEM STIA Tasikmalaya Kritik Pemerintah dengan Gelar Sekolah Anak Jalanan di Taman Kota

Kegiatan Sekolah Anak Jalanan yang digelar BEM STIA Tasikmalaya di Taman Kota, Minggu 20 Oktober 2024. istimewa--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIA YPPT Priatim menggelar kegiatan "Sekolah Anak Jalanan" pada Minggu, 20 Oktober 2024, di Taman Kota Tasikmalaya

Kegiatan yang berlangsung dari pukul 16.00 hingga 18.30 WIB ini dihadiri oleh anak-anak jalanan Kota Tasikmalaya, dengan berbagai aktivitas seperti menggambar, belajar mengaji, membaca buku, hingga makan bersama, serta pemberian santunan.

Ketua Pelaksana Sekolah Anak Jalanan, Fahmi Awaludin, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan inklusivitas pendidikan di tengah meningkatnya fenomena anak-anak yang bekerja di jalan. 

"Kami tergerak untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak jalanan untuk mendapatkan pengalaman belajar yang layak, karena mereka seharusnya dapat menikmati masa kanak-kanak, bukan bekerja di tengah kerasnya jalanan," ujar Fahmi.

BACA JUGA:Hebat! 70 Persen Jalan Kabupaten Tasikmalaya Kini Dalam Kondisi Mantap

Presiden Mahasiswa STIA YPPT Priatim, Satya Putra Wibawa, turut menyoroti ketidakpedulian pihak pemerintah terhadap isu anak jalanan di kota tersebut. 

Menurutnya, upaya penanganan masalah ini seharusnya menjadi prioritas pemerintah daerah, bukan sekadar retorika. 

"Ini seharusnya menjadi tamparan keras bagi Dinas Sosial, Dinas Perlindungan Anak, dan Dinas Pendidikan. Inisiatif seperti ini seharusnya datang dari mereka, bukan dari mahasiswa," tegas Satya.

Fenomena anak jalanan di Kota Tasikmalaya, seperti yang diungkapkan oleh para mahasiswa, terus meningkat meskipun ada kampanye perlindungan anak dan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah maupun pasangan calon Wali Kota. 

BACA JUGA:Pedagang Bingkai Foto Prabowo-Gibran di Tasikmalaya: Harapan di Balik Ketidakpastian

Kegiatan "Sekolah Anak Jalanan" ini menjadi bentuk kepedulian mahasiswa dalam menghadapi kenyataan pahit yang dialami oleh anak-anak tersebut, yang setiap harinya harus berjuang di jalan demi bertahan hidup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: