Soal Brigadir J Todongkan Pistol ke Istri Irjen Sambo, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Ada Saksi yang Melihat
Ketua Komnas HAM mengungkapkan tidak ada satu saksi pun yang melihat Brigadir J menodongkan pistol dan melakukan pelecehan seksual terhadap istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. foto: jambiindependent--
JAKARTA, RADARTASIK.COM - Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik menegaskan dari hasil penelusuran pihaknya tidak ada satu saksi pun yang melihat Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atu Brigadir J menodongkan senjata ke istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Pernyataan Ketua Komnas HAM itu seolah-olah membantah keterangan Karopemmas Divhumas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan saat konferensi pers kasus tewasnya Brigadir J beberapa waktu lalu.
Saat itu, Ramadhan menyebut jika Brigadir J menodongkan senjata ke istri Irjen Sambo tersebut.
Selain itu, Taufan juga mengungkapkan bahwa kronologi awal yang disampaikan pihak Polri tentang kasus kematian Brigadir J banyak yang tidak klop atau tidak pas. Ya itu tadi salah satunya soal tidak adanya saksi yang melihat Brigadir Joshua menodongkan senjata ke istri Irjen Sambo.
“Bahwa selama ini ada keterangan bahwa Yoshua sedang menodongkan senjata, dalam keterangan mereka ini nggak ada peristiwa itu. Makanya banyak sekali yang tidak klop antara keterangan yang disampaikan di awal dengan yang sesudah kami telusuri,” kata Ahmad Taufan Damanik dalam acara diskusi virtual ‘Menguak Kasus Kematian Brigadir J,” Jumat, 5 Agsutus 2022.
Selain itu, keterangan polisi soal Irjen Ferdy Sambo yang tengah menjalani tes PCR saat terjadinya peristiwa juga tidak selaras. Dari penelusuran Komnas HAM, Irjen Sambo ternyata sudah tiba di rumah sehari sebelumnya, dan sedang tak melakukan tes PCR saat peristiwa itu terjadi.
“Termasuk dulu kita baca berita ketika peristiwa terjadi Pak Sambo sedang PCR di luar. Kan ternyata nggak benar begitu, Pak Sambo sudah datang duluan satu hari sebelumnya,” beber Taufan.
“Jadi cerita ini di awal dengan kemudian berkembang atau sebelum ditelusuri itu banyak yang nggak klop,” sambungnya.
Sementara terkait statement polisi soal dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Irjen Ferdy Sambo masih belum bisa diyakini. Taufan lagi-lagi mengungkapkan tidak ada saksi yang melihat langsung dugaan pelecehan tersebut.
“Sebagai penyelidik, kami bertanya-tanya, ‘Ada apa ini’, begitu. Tentu saja kami tidak mau menuduh sembarangan, tapi kami menduga, ada yang tidak logis begitu,” katanya.
BACA JUGA:Ada Indikasi PKL Jualan Depan Toko Lagi, Pemilik Ruko di Jalan Pasar Rel Somasi Pemkot
“Jadi saksi yang menyaksikan penodongan itu tidak ada, makanya kami juga belum bisa meyakini apakah terjadi pelecehan seksual atau tidak,” tuturnya.
Seperti diketahui, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyatakan, Brigadir Josua ditembak mati karena diduga melakukan pelecehan seksual dan menodongkan pistol kepada istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
“Yang jelas begini ya, itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam itu benar,” ujar Brigjen Ramadhan saat dikonfirmasi, Senin, 11 Juli 2022.
BACA JUGA:Twitter Tuduh Elon Musk Berbohong
Brigjen Ramadhan menuturkan bahwa fakta itu diketahui berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi. Dua saksi yang diperiksa di antaranya adalah Istri Kadiv Propam dan Bharada E.
“Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri Kadiv Propam dengan todongan senjata,” ujar Ramadhan.
Ia menuturkan, istri Kadiv Propam disebut berteriak akibat pelecehan yang diduga dilakukan Brigadir J. Teriakan permintaan tolong tersebut pun didengar oleh Bharada E yang berada di lantai atas rumah.
Menurutnya, kehadiran Bharada E inipun membuat Brigadir Joshua menjadi panik. Saat ditanya insiden itu, Brigadir J malah melepaskan tembakan kepada Bharada E yang berdiri di depan kamar.
“Pertanyaan Bharada E direspon oleh Brigjen J dengan melepaskan tembakan pertama kali ke arah Bharada E,” kata Brigjen Ramadhan saat itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: pojoksatu /jpnn