Cerita Kampung Tua di Kampung Dumaring, sebagai Kawasan Benteng Perlawanan Penjajah

Cerita Kampung Tua di Kampung Dumaring, sebagai Kawasan Benteng Perlawanan Penjajah

Himpunan suku asli Dumaring dari Kerukunan Keluarga Pati Raja atau Kekal Pati saat patroli kawasan tanah ulayat di Kampung Dumaring bulan Maret 2024 lalu. -radartasik.com-soni herdiawan

Sekilas Asri juga menceritakan asal penyebutan nama Tepian Limau. Daerah yang kini dikenal Kampung Dumaring berada di tepi Sungai Bakil dan tiga anak sungai serta Sungai Dumaring. Di tepi sungai terdapat pohon jeruk lemon.

“Nah orang kami menyebut Tepian Limau. Jadi menetap di tepi sungai yang terdapat pohon lemon. Dulu kalau mau masuk kampung, dari laut itu naik perahu dan masuk ke tepian sungai yang banyak pohon lemon. Dulu belum ada jalan, jadi naik perahu,” terangnya. 

Seiring perkembangan, pemukiman tua yang disebut-sebut tokoh masyarakat adat adalah Kampung Tua, kini hanya tinggal cerita. Kampung Tua tidak lagi menjadi perkampungan. 

BACA JUGA:Kepincut Kinerja LPHD Dumaring, KPHP Mook Manor Bulatn Ajak 8 LPHD untuk Berguru

Suku asli telah bermukim di Kampung Dumaring saat ini. Kendati begitu, keturunan para pendiri Kampung Tua bertekda mengembalikan kawasan tersebut. 

Bukan untuk dijadikan perkampungan, melainkan untuk dilestarikan bahkan memimpikan untuk dijadikan cagar budaya. Bagi suku asli (Dayak Baluy dan Asi’i), Kampung Tua merupakan warisan leluhur mereka.

Sehingga tak heran, suku asli Dumaring getol melaksanakan patroli wilayah. Menjaga kawasan agar terhindari dari hal-hal yang tak diinginkan.     

Pemerintah Kampung Dumaring (Kelurahan), mendukung usaha pemantauan dan pemeliharaan Kampung Tua oleh suku asli. Termasuk kawasan tersebut sebagai tanah ulayat Tanah Pati Raja. 

Tekad suku asli Dumaring juga mendapat dukungan dari Tim Program Kolaborasi Hutan dan Sungai Dumaring. Tim ini berkerjasama dengan Pemerintah Kampung Dumaring, KPHP Berau Pantai, serta aparat polsek dan koramil setempat. 

Pelaksanaan program dengan skema perhutanan sosial itu meliputi di kawasan Hutan Desa Dumaring, kawasan tanah ulayat Tanah Pati Raja yang memiliki luas 673 hektar, kawasan Sungai Bakil dan anak-anak sungainya yakni Sungai Sembeling dan Sungai Semuluk, serta kawasan Sungai Dumaring.

BACA JUGA:Lodge Taman Sungai Dumaring Berau Bersolek, Wisatawan Bisa Lebih Nyaman Menginap dan Menikmati Suasana Alam

Sebagai Kepala Adat Kampung Dumaring, Muhammad Asri menyambut positif hadirnya Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring. 

Menurutnya, Tim Program dari Aksenta, Belantara, KPHP Berau Pantai dan Pemerintah Kampung, mewarnai perkembangan kampung semakin maju.

Seperti hadirnya kawasan wisata di Taman Sungai Dumaring (TSD), pondok kerja di kawasan hutan desa serta munculnya Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). “Desa kami semakin maju. Kami sangat terbantu,” cetusnya.

Asri juga menganggap ada semangat baru dalam mempertahankan tanah ulayat. Begitu juga bersama masyarakat bisa andil menjaga kelestarian seluruh kawasan hutan di Kampung Dumaring.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: