Melestarikan Hutan Mangrove Dumaring Kabupaten Berau, Warga Dilatih Tata Cara Menanam Pohon Bakau
Warga Kampung Dumaring melihat praktik penanaman bibit pohon bakau di area Hutan Mangrove Teluk Berukang, Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau. -Sandy AW-Radar Tasikmalaya
BERAU, RADARTASIK.COM – Tim Restorasi Mangrove Dumaring, Program Kolaborasi Konservasi Mangrove Dumaring, melatih warga Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, tentang tata cara menanam pohon bakau.
Pelatihan penanaman pohon bakau pada hari Minggu, 18 Februari 2024, itu merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian hutan mangrove di Kawasan Mangrove Dumaring, yang, pada tahun 2023, telah ditetapkan melalui Peraturan Kampung sebagai Kawasan Konservasi Kampung.
Ketua Tim Restorasi Mangrove Dumaring, Sukamsi, menerangkan bahwa pelatihan ini merupakan persiapan untuk penanaman pohon bakau menggunakan pola tanam blok dan tanam zigzag di kawasan Hutan Mangrove Dumaring.
Menurut Sukamsi, keterlibatan masyarakat yang ada di sini, nantinya, akan diiringi dengan kemampuan menanam pada jarak yang sudah ditentukan dengan pola dan cara sesuai rancangan yang telah pihaknya buat ataupun pola dan cara lain yang mungkin lebih efektif sesuai kearifan lokal.
BACA JUGA:KUPS Madu Dumaring Budidayakan 3 Jenis Lebah Kelulut untuk Memproduksi Madu Alami
Penggiat konservasi mangrove asal Kebumen, yang akrab disapa Kamsi, itu menjelaskan pola tanam blok adalah pola tanam yang disesuaikan dengan kontur alam Hutan Mangrove Dumaring yang berada di pesisir Teluk Berukang. Terutama mempertimbangkan arah dan kekuatan gelombang air laut di sini.
Pihaknya memberikan ruang untuk air laut masuk ke daratan. Sehingga gelombang air laut tidak akan merusak pohon-pohon mangrove yang nanti akan ditanam. ”Harapan kami seperti itu,” ungkap Koordinator Kelompok Peduli Lingkungan Pantai Selatan (KPL Pansela) Kebumen, Jawa Tengah, itu.
Nantinya, sambung Sukamsi, akan ada semacam lorong-lorong di antara blok-blok berisi mangrove yang ditanam, untuk lewatnya air laut tanpa harus merusak tanaman yang sudah ada. ”Itu pola pertama,” terangnya.
Pola kedua, menurut Kamsi, adalah pola tanam zig zag. Pola tanam ini bertujuan untuk mengurangi sampah. Sampah-sampah yang ringan-ringan, seperti sampah plastik, akan terhambat. Tidak akan terbawa arus air laut ke daratan.
”Di depan, (sampahnya, Red) sudah terhambat dan di situ kita melakukan inspeksi,” ujarnya.
Dengan begitu, kata dia, mengambil sampah-sampah yang tersangkut pada pohon bakau di barisan paling depan akan lebih mudah. Jadi bibit di barisan ke dua, ketiga, dan seterusnya akan bebas dari sampah.
Pada Minggu sore, 18 Februrari 2024, setelah mendapatkan arahan dari Tim Restorasi Mangrove Dumaring, masyarakat Kampung Dumaring langsung mempraktikkan penanaman pohon bakau di pesisir Teluk Berukang.
Rencananya, penanaman awal pohon bakau di kawasan Hutan Mangrove Dumaring akan digelar Minggu depan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: