Lodge Taman Sungai Dumaring Berau Bersolek, Wisatawan Bisa Lebih Nyaman Menginap dan Menikmati Suasana Alam

Lodge Taman Sungai Dumaring Berau Bersolek, Wisatawan Bisa Lebih Nyaman Menginap dan Menikmati Suasana Alam

Tampilan bagian depan Lodge Taman Sungai Dumaring (TSD) yang bisa dipakai wisatawan untuk menginap.-Soni Herdiawan-Radar Tasikmalaya TV

BERAU, RADARTASIK.COM – Pengelola objek wisata Taman Sungai Dumaring (TSD) di Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, memperbaiki fasilitas penginapan untuk memanjakan para wisatawan yang ingin menginap.

Di Taman Sungai Dumaring ada tiga penginapan yang bisa disewa oleh para wisatawan, antara lain, lodge, glamour camping (glamping), dan tenda dome untuk camping.

Sejak Maret lalu, pengelola TSD memperbaiki fasilitas lodge dengan menghadirkan pekerja bangunan berkompeten dari Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, yakni, Ayet Supriatna dan Suhendar. Kedua pria yang sama-sama memiliki nama panggilan Ujang tersebut dibantu oleh Iwan Rustandi, ahli desain interior dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.


Suhendar sedang memperbaiki bagian dalam Lodge Taman Sungai Dumaring pada 30 Maret 2024. -Soni Herdiawan-Radar Tasikmalaya TV

Perbaikan fasilitas lodge penting dilakukan untuk memberikan kenyamanan dan pengalaman menyenangkan bagi para pengunjung yang menginap di objek wisata Taman Sungai Dumaring.

Ketika wisatawan menginap di suatu tempat, mereka membutuhkan istirahat dan relaksasi dari rutinitas sehari-harinya. Jika penginapan tidak nyaman, itu bisa mengganggu kesenangan dan kemungkinan membuat mereka tidak puas.

Selain itu, memberikan kenyamanan kepada para wisatawan dapat meningkatkan citra dan reputasi penginapan di TSD.

Pengalaman positif dari wisatawan akan tersebar melalui mulut ke mulut, ulasan online, dan media sosial, yang dapat menarik lebih banyak tamu di masa depan.

Jadi, memberikan kenyamanan kepada wisatawan bukan hanya tentang memenuhi harapan mereka, tetapi juga tentang membangun hubungan yang baik dan menciptakan pengalaman yang berkesan.

Ketua Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Wisata Kampung Dumaring, Hadrawati mengungkapkan, di objek wisata Taman Sungai Dumaring ada tiga lodge yang disewakan kepada pengunjung. Harga sewa per malamnya Rp 500.000. Fasilitas yang didapatkan antara lain air minum, sarapan pagi, dan toilet di dalam lodge. ”Satu lodge ini bisa diisi oleh lima sampai enam orang,” ujar pegiat wisata yang akrab dipanggil Wati ini.

Selain lodge, di TSD juga ada dua unit glamping. Hadrawati menyebutkan, harga sewa glamping sebesar Rp 350.000 per malam. Penyewa mendapatkan fasilitas tempat tidur dan air minum. Tidak ada sarapan pagi. Adapun toiletnya berada di luar ruangan. ”Glamping juga bisa diisi oleh lima sampai enam orang,” ujar ibu tiga anak ini.

Pengelola TSD juga menyewakan tenda dome untuk camping sebanyak enam tenda. Whitney Christina Bellamy, Staf Keuangan Unit Pengelola TSD, menyampaikan, harga sewa tenda dome untuk kapasitas 4 orang sebesar Rp 150.000 per malam sedangkan untuk kapasitas 6 orang sebesar Rp 200.000 per malam. ”Wisatawan yang ingin membawa peralatan camping sendiri boleh. Kami menyewakan tempatnya,” ucapnya.

Whitney mengungkapkan, wisatawan yang membawa tenda dome sendiri hanya membayar Rp 35.000 per orang untuk sewa tempat. Harga tersebut belum termasuk tarif tiket masuk TSD dan biaya kebersihan.

Di objek wisata Taman Sungai Dumaring juga ada wahana permainan air dan outbound seperti arung jeram, flying fox, paintball, dan jelajah TSD dengan ATV (kendaraan segala medan).

Hadrawati menerangkan, untuk menjajal arung jeram, pihaknya menyewakan kayak sebesar Rp 35.000 per orang dan tubing Rp 15.000 per orang, baik tubing single maupun double. Sewa flying fox sebesar Rp 10.000 per orang satu kali meluncur.

Untuk paintball, Whitney mengungkapkan, pihaknya menyediakan 2 jenis permainan. Pertama, permainan perang, harganya Rp 35.000 per orang dengan jumlah pemain maksimal 8 orang. Kedua, tembak target dengan 5 peluru sebesar Rp 10.000 dan 12 peluru sebesar Rp 20.000.

Kemudian, untuk menyewa ATV, pengunjung cukup membayar Rp 10.000. Dengan ATV, pengunjung bisa menjelajahi kawasan objek wisata Taman Sungai Dumaring untuk satu kali putaran.

Selain bisa menikmati berbagai wahana permainan tersebut, pengunjung juga bisa berenang di Sungai Dumaring di titik yang sudah ditentukan oleh pengelola. Pengunjung, baik anak-anak maupun dewasa, bisa berenang ketika aliran sungai sedang surut. Pengelola juga menyewakan ban dan pelampung untuk berenang sebesar Rp 5.000.

Whitney menyatakan untuk masuk ke objek wisata TSD ini wisatawan cukup membayar tiket masuk sebesar Rp 8 per orang. Pengunjung yang membayar tiket ini khusus yang berusia 5 tahun ke atas. ”Untuk anak-anak yang berusia 5 tahun ke bawah free (gratis),” ucapnya.

Pengunjung yang datang ke objek wisata Taman Sungai Dumaring bukan hanya wisatawan lokal dari Kabupaten Berau. Namun, ada juga wisatawan dari luar daerah, seperti Samarinda dan Balikpapan. Bahkan, ada kunjungan turis dari luar negeri seperti dari Belanda, Denmark, Malaysia dan Cekoslowakia. 


Tampilan bagian dalam Lodge Taman Sungai Dumaring (TSD).-Soni Herdiawan-Radar Tasikmalaya TV

Arman, wisatawan asal Balikpapan, mengaku terkesan dengan suasana alam Taman Sungai Dumaring yang asri. Dia sengaja datang ke TSD bersama rekan-rekannya karena menyukai objek wisata alam, baik berupa pegunungan, hutan, maupun sungai. 

”TSD terlihat sangat bagus, terjaga kelestariannya, dan ternyata ada sungainya. Jeramnya juga banyak jadi sangat bagus untuk berwisata,” ujarnya. 

Arman baru pertama kali mengunjungi TSD. Dia mengetahui keberadaan objek wisata unggulan di Kampung Dumaring itu dari media sosial. 

Dari pengamatannya, Arman memberikan masukan kepada pengelola agar menyediakan early warning system (sistem peringatan dini) untuk mendeteksi banjir bandang di hulu Sungai Dumaring. Dengan demikian, baik pengelola maupun pengunjung, bisa berhati-hati ketika beraktivitas atau berenang di TSD. 

Dia berharap TSD menjadi objek wisata yang maju dan semakin ramai kedepannya serta lebih dikenal. 

Taman Sungai Dumaring telah menjadi lokomotif ekonomi baru bagi warga Kampung Dumaring.

Pendamping Pengembangan Usaha Masyarakat Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring, Nana Sumanah mengungkapkan, TSD merupakan bagian dari Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Wisata di bawah naungan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD). 

TSD didirikan pada 2020 oleh Program Kolaborasi Konservasi Hutan Desa Dumaring dan Hutan Desa Biatan Ilir—kini menjadi Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring.

Program kolaborasi tersebut diprakarsai oleh Kuala Lumpur Kepong Berhad (KLK) sebagai penyandang dana, PT Gagas Dinamiga Aksenta sebagai pengelola program dan Yayasan Belantara sebagai pelaksana program.

”Konsep business model dari TSD ini adalah usaha kampung berbasis hutan desa yang core business-nya adalah eco edu forest,” ujar Nana Sumanah, yang juga Program Financial Controller.

Menurut Nana, objek wisata TSD dipilih sebagai lini pengembangan usaha karena bisa menjadi lokomotif untuk memajukan Kampung Dumaring, baik dari aspek ekonomi maupun bidang-bidang lainnya untuk kesejahteraan kampung.

TSD diresmikan pada Desember 2020 oleh Gubernur Kalimantan Timur Dr Ir H Isran Noor MSi dan Bupati Berau Hj Sri Juniarsih Mas MPd.

Kini TSD dikelola oleh empat warga Kampung Dumaring. Kemudian ada sekitar 20 anak-anak muda yang terlibat sebagai pemandu wisata. Mereka yang menjadi pengelola TSD adalah orang-orang berkompeten yang telah mengikuti tahap seleksi atau penjaringan.

Pengelola TSD sendiri bertanggung jawab untuk mengelola objek wisata ini dengan baik dan menghasilkan pendapatan sehingga memberikan manfaat bagi Pendapatan Asli Kampung (PAK) dan masyarakat yang terlibat di TSD.

Adapun pengelola program kolaborasi berperan sebagai pendamping atau pendukung kegiatan di Taman Sungai Dumaring (TSD).

Pemerintah Kampung Dumaring telah menunjukkan dukungannya dengan menerbitkan sejumlah regulasi seperti Surat Keputusan (SK) KUPS Wisata untuk menguatkan pengembangan unit usaha TSD. ”Perannya sangat terasa bagi keberlangsungan TSD,” tutur Nana. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: