In Memorial Radi Nurcahya: “Sampaikan Permohonan Maaf Saya untuk Semua”
In memorial Radi Nurcahya-Foto: Dok Radar Tasikmalaya-
KOTA TASIK, RADARTASIK.COM - Andai saya tahu bahwa Jumat pagi tanggal 20 Januari 2023 itu kali terakhir saya bisa melihat Pak Radi.
Duduk di halaman rumahnya, seperti hari-hari ke belakang setelah dia sakit, setiap pagi saat saya akan berangkat ke kantor, nampak Pak Radi duduk di kursi kayu di halaman rumah ditemani Ibu Indri, istrinya.
Andai Kamis 19 Januari 2023 itu saya tahu, bahwa hari itu adalah hari terakhir kita bisa ngobrol panjang lebar tentang banyak hal, mungkin seharian itu saya akan tetap berada di rumahnya, untuk sekadar mendengarkan beliau bercerita.
Ya Allah Ya Rahman, kita tidak pernah tahu usia, kita tidak pernah tahu kapan waktunya kita berpulang kepada sang pencipta Allah Swt.
Rabu pagi tanggal 18 Januari 2023, sekira Pukul 07.50 WIB, saya menerima pesan WhatsApp, dari Pak Radi, beliau meminta saya untuk bisa mampir ke rumahnya sepulang bekerja. Hari itu saya menjanjikan untuk datang sore hari, tapi qodarullah, sore itu hujan saya pun tidak bisa memenuhi permintaannya.
Masih di hari yang sama sore hari menjelang Maghrib Pukul 17.21 WIB, saya kembali menerima pesan dari beliau, isinya “Jadi mau mampir ke rumah Tin?”. Saya pun membalasnya meminta maaf karena sore itu saya tidak bisa mampir. Saya janjikan esok harinya, sebelum berangkat ke kantor di Kamis pagi.
Semalaman saya berpikir ada apa dengan Pak Radi, seperti ada hal yang serius yang ingin disampaikan. Setelah beberapa minggu ini beliau sakit dan tetap bekerja mengerjakan tugasnya dari rumah.
Pagi itu Kamis 19 Januari 2023, saya minta antar suami untuk bisa mampir terlebih dahulu ke rumah Pak Radi, sambil lewat karena jalur rumah saya ke kantor pasti melewati rumahnya di Perum P&K.
BACA JUGA:7 Manfaat Jeruk Purut Bagi Kesehatan, Bisa Cegah Kanker Hingga Menjaga Kesehatan Kulit Lho
Hari itu saya ke kantor tidak berangkat pagi, sekitar Pukul 08.47 WIB, saya terima lagi pesan WhatsApp dari beliau yang memastikan apakah saya jadi mampir atau tidak. Saya pun menjawabnya akan mampir karena masih siap-siap di rumah.
Akhirnya hari itu, saya mampir ke beliau. Pak Radi sedang duduk di halaman rumah, dengan kaki masuk ke dalam baskom besar. Di sampingnya ada istri tercinta Ibu Indri yang sedang menemaninya berjemur.
Saya dan suami pun masuk ke area halaman rumah, menyapa keduanya dan bersalaman. Saya duduk persis berhadapan dengan beliau. Saya kaget beberapa minggu tidak bertemu di kantor, ada perubahan di wajah beliau.
Kulitnya terlihat kuning langsat bahkan sampai ke matanya pun terlihat kuning. Badannya agak kurusan, rambutnya yang mulai memutih terlihat agak panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: