Tips Jadi Perempuan yang Merdeka dan Bahagia, Eti: Salah Satunya Belajar Tanpa Henti

Tips Jadi Perempuan yang Merdeka dan Bahagia, Eti: Salah Satunya Belajar Tanpa Henti

Eti Nurhayati, S.S.,M.Pd.-Foto:dokradaratasik.disway.id/doketinurhayati-

KOTA TASIK, RADARTASIK.COM - Setiap pribadi pasti mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya, tak terkecuali perempuan. Tentu saja dengan konsep dan target yang berbeda-beda.

Banyak di antara kita yang beranggapan bahwa kebahagiaan perempuan identik dengan seberapa banyak materi dan seberapa tinggi status sosial yang dimiliki, akan tetapi hal itu tidak sepenuhnya benar.

Sejatinya kebahagiaan seseorang akan dirasakan apabila dapat menjalani hidup dengan merdeka. Sttt...jangan salah mengartikan kata "Merdeka" ini.

Kata “Merdeka” disini bukan berarti perempuan bisa melakukan apa saja tanpa batasan, akan tetapi dalam koridor tertentu yang tidak melanggar norma-norma yang berlaku, terutama norma agama.

Kemerdekaan kerap diartikan kebebasan. Bila demikian, maka kemerdekaan perempuan dimulai dari lingkungan keluarga. Di sinilah perempuan memperoleh kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan berkreasi.

Kebebasan pribadi tersebut dapat menjadi alasan kebahagiaan bagi kaum perempuan. Selain itu, membuat pilihan sendiri, misalnya dalam hal pekerjaan dan hubungan sosial, memberikan rasa puas karena memegang kendali pada kehidupannya.

Sebagaimana kita ketahui, kesetaraan gender telah diperjuangkan sejak lama. Hal tersebut bertujuan agar perempuan bisa melanjutkan studi setinggi-tingginya, punya peluang bekerja di berbagai sektor, dan masih banyak lagi kesempatan-kesempatan emas yang bisa membuat perempuan berkembang potensinya.

Berbicara tentang makna kemerdekaan dari perspektif perempuan, dilansir dari kemenppa.go.id (2020), Ketua Pusat Studi Islam, Perempuan, dan Pembangunan (PSIPP) Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan Jakarta, Yulianti Muthmainnah mengajak untuk mempertanyakan kembali dengan berkaca pada situasi dan posisi perempuan saat ini yang rentan mengalami kekerasan. 

Untuk menggali makna merdeka bagi perempuan, Yulianti mengatakan PSIPP telah melakukan survei pada mahasiswa dan mahasiswi di Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan.

Menurut Yulianti, hasil survei menunjukkan bahwa di samping terpenuhinya hak dasar perempuan sebagai manusia, merdeka bagi perempuan juga berarti posisi sejajar atau setara antara perempuan dan laki-laki, adanya penghormatan pada perempuan, dan memanusiakan perempuan, serta non diskriminasi.

Sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat kaum perempuan di Indonesia telah dikukuhkan dalam UU RI No 7 tahun 1984, tentang Pengesahan Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. 

Selain itu Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) mengarahkan pemberdayaan perempuan dalam dua penekanan. Pertama, meningkatkan kedudukan dan peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui kebijakan nasional yang mampu mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.

Kedua, menigkatkan kualitas dan kemandirian organisasi perempuan dengan tetap mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan, serta nilai historis dari perjuangan kaum perempuan Indonesia di masa lalu untuk di lanjutkan demi tercapainya kesejahteraan keluarga dan masyarakat.

Islam memuliakan perempuan, tidak boleh disakiti dan dizalimi sebagaimana sabda Nabi saw, "Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para perempuan." (HR Muslim).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: