Merdeka Kepundungan
Farel Prayoga menyanyikan lagu Ojo Dibandingke di Istana Merdeka.-Tangkapan layar/YouTube Sekretariat Presiden-
Kemarin pengacara Brigadir J bilang, duit Brigadir J di rekeningnya sebanyak 200 juta, ditransfer ke salah satu tersangka, 2 hari setelah kematiannya. Coba tanya ke kopral kepala di TNI, adakah mereka punya tabungan sebanyak itu? Dari situ saja sudah kelihatan. Berapa "meriah" kehidupan polisi.
Mbah Mars
Baru saja nonton upacara HUT Kemri di Istana. Bintang kemeriahannya adalah penyanyi cilik Farel Prayoga. Sampai-sampai Prabowo dan Sri Mulyani pun ikutan joget di panggung bersama si penyanyi cilik. Demikian juga para tamu undangan. Larut dalam joget dan goyang.
hadi sutrisno
Terus berjuang agar benar benar merasa MERDEKA. Tidak perlu mengeluh ataupun menghujat. Tibo Tangi Maneh
Lukman bin Saleh
Agak susah membayangkan seorang brigadir memiliki tabungan beratus2 juta. Lebih susah lg membayangkan pin ATM nya d ketahui atasan. Entah bagaimana hubungan diantara mereka hingga yg susah2 itu bisa terjadi dg mudah. Jangan2... hmmm
Mirza Mirwan
Kasus Duren Tiga seharusnya menjadi momentum bagi Polri untuk menjadikan Polri sebagai institusi yang PRESISI. Meminjam cerita dalam puisi naratif Dante Alighieri, Divina Commedia (Divine Comedy), sebelum terjadi Kasus Duren Tiga, sebenarnya Polri berada di Inferno, neraka. Segala hal yang tak patut dilakukan anggota Polri telah merajalela, tanpa disadari. Dengan adanya Kasus Duren Tiga ini para petinggi Polri baru sadar. Sekaranglah saatnya Polri memasuki Purgatorio, api penyucian, membersihkan institusi Polri dari tikus dan rayap, nyamuk dan lalat, semua pengkhianat yang mencemari Polri. Kalau itu semua sudah dilakukan barulah Polri bisa memasuki Paradiso, surga, menjadi institusi yang PRESISI, yang terbebas dari semua hal yang tercela di mata publik. Terlalu utopis, memang, karena di institusi kelolisian manapun di dunia ini pasti ada oknum yang brengsek dan bedebah. Tetapi masih bisa ditoleransi, asalkan bukan di tingkat perwira, apalagi perwira tinggi.
yea aina
Dasar pemikiran Pak Jendral (purn) LBP, hanya untuk menghindari terjadinya perkelahian antar bintang di TNI, berebut penugasan. Rasanya, bisa menjadi pemicu redwifungsi ABRI, yang telah dihapuskan akibat reformasi 98. Penugasan seorang anggota ABRI ataupun kepolisian aktif, diluar institusinya semestinya berdasarkan pertimbangan kemampuan dan kecakapan yang dimilikinya. Bukan berdasarkan anggapan "terlalu banyaknya" bintang berebut penugasan. Akibat jumlah bintang yang terlalu banyak, ada gurauan: selain inflasi ekonomi, kita juga mengalami inflasi bintang di ABRI dan Kepolisian RI. Semoga para bintang yang berebut penugasan, tidak masuk katagori mengalami defisit kemampuan dan kecakapan, sehingga penugasannya bermanfaat bagi bangsa dan negara. Bukan hanya bermanfaat bagi diri dan koleganya saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: