KPAID: Korban Perundungan Biasanya Anak Anak dari Kelompok Ekonomi Lemah, Sedang Pelakunya dari Keluarga Mapan
Untuk kasus FH, saat ini KPAID melakukan pendampingan kepada keluarga korban. Karena di keluarganya masih ada anak kecil yang harus dipastikan pertumbuhannya.
”Orang tuanya kan sampai sakit dan drop, kita khawatir pertumbuhan anaknya jadi bermasalah,” ucapnya.
Di sisi lain, pihaknya memperhatikan kondisi pelaku yang saat ini juga mengalami serangan psikis. Karena secara tidak langsung dia menjadi korban bullying dari justifikasi publik kepadanya.
”Sekarang sudah didampingi oleh P2TP2A Kabupaten tasikmalaya,” tuturnya.
Kasus perundungan yang mengakibatkan korban meninggal dunia pernah terjadi sebelumnya di Kabupaten Tasikmalaya. Hal itu terjadi pada awal 2020 di Pamijahan.
Sementara itu, P2TP2A Kabupaten Tasikmalaya mencatat hingga Juli 2022, ada dua kasus perundungan yang ditanganinya.
Ketua Harian P2TP2A Kabupaten Tasikmalaya An’an Yuliati SIP mengatakan, dua kasus perundungan pada 2022 itu yakni di Kecamatan Cigalontang dan di Kecamatan Singaparna, yakni dengan korban FH.
”Tahun ini baru dua ya untuk kasus perundungan yang kita tangani. Sebelumnya tidak ada,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Senin 25 Juli 2022, kemarin.
Sementara itu, kata dia, kasus kekerasan seksual terhadap anak yang melapor ke P2TP2A cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Pada 2018 dari total 36 kasus yang ditangani, sebanyak 24 kasus di antaranya adalah kekerasan seksual. Pada 2019 dari jumlah 49 kasus, 24 kasus adalah pelecehan seksual.
Pada 2020 ada 100 kasus yang ditangani. Pada 2021 dari 49 kasus, sebanyak 37 kasus adalah pelecehan seksual.
”Pada tahun 2022 ini dari Januari sebanyak 48 kasus, Pelecehan seksual 31 kasus dan perundungan dua kasus,” kata An’an.
An’an menjelaskan, kenaikan kasus kekerasan dan pelecehan seksual itu, karena gencarnya sosialisasi yang dilakukan oleh P2TP2A.
”Saya kira itu bukan meningkat tetapi masyarakat saat ini sudah lebih paham, apa yang harus dilakukan bila terjadi peristiwa itu. Karena nomor saya juga disebar agar banyak yang lapor,” tutur An’an.
Menurut An’an, dalam menangani permasalahan anak bukan hanya tugas pemerintah saja, tetapi semua piha. Dia mengajak semua pihak lebih aktif mengawasi anak-anaknya dan melakukan pola asuh yang baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: