Polisi Ungkap Motif di Balik Dugaan Perundungan Siswa Madrasah di Sukarame

Polisi Ungkap Motif di Balik Dugaan Perundungan Siswa Madrasah di Sukarame

Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, AKP Ridwan Budiarta. ujang nandar / radartasik.com--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Unit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya sedang mendalami kasus perundungan siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya. 

Berdasarkan hasil penyelidikan, terungkap bahwa insiden tersebut berawal dari keinginan siswa untuk membentuk organisasi Patroli Keamanan Sekolah (PKS), yang sebelumnya belum ada di sekolah tersebut.

Kasus ini mencuat setelah video perundungan viral di media sosial, memperlihatkan dugaan kekerasan yang terjadi saat pembentukan ekstrakurikuler PKS. 

Polisi segera bertindak dengan memeriksa korban, terduga pelaku, dan pihak sekolah.

BACA JUGA:[Update] Data BKN Per 07 Oktober, Jumlah Pendaftaran PPPK Teknis, Guru dan Nakes

Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, AKP Ridwan Budiarta, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut melibatkan siswa kelas 7 dan inisiatif dari siswa kelas 8 yang ingin membentuk organisasi PKS. 

“Pada saat itu, kegiatan semacam pembinaan fisik dilakukan oleh para siswa,” ujar Ridwan, Selasa 8 Oktober 2024.

Fakta lain yang terungkap adalah pemukulan dalam video tersebut dilakukan atas permintaan korban sendiri, yang ingin meningkatkan ketahanan fisiknya. 

Sebelum peristiwa tersebut, korban dan pelaku terlibat dalam latihan fisik seperti push up dan skot jump bersama-sama. 

BACA JUGA:Raffi Ahmad Resmi Jadi Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024-2029

“Korban meminta tambahan latihan fisik, sehingga terjadilah tindakan pemukulan,” tambah Ridwan.

Dalam kejadian tersebut, tercatat ada 16 korban, satu terduga pelaku, dan satu orang lainnya yang merekam video. 

Proses hukum atas kasus ini melibatkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), UPTD Perlindungan Anak dan Perempuan, pihak sekolah, serta BAPAS (Balai Pemasyarakatan). 

Penyelesaian dilakukan melalui proses diversi, di mana seluruh pihak sepakat untuk islah atau damai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: