Presiden Belarusia: Polandia Bersama NATO Rencanakan Pengambilalihan Ukraina Barat Dan Belarusia
Radartasik, Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko menyatakan keprihatinannya atas dugaan upaya negara Barat untuk memecah Ukraina di tengah serangan Rusia di negara itu.
Selama pertemuan dengan Vladimir Putin, Lukashenko mengklaim dirinya dan Putin prihatin dengan perilaku beberapa politisi Polandia dan NATO. Secara khusus menyoroti langkah blok militer pimpinan AS untuk memusatkan pasukan di perbatasan barat Negara Kesatuan Rusia dan Belarusia.
“Para politisi mengambil langkah-langkah untuk memecah Ukraina. Kami khawatir Polandia dan anggota NATO seperti membantu tetapi akan mengambil Ukraina Barat seperti sebelum tahun 1939” kata presiden Belarusia.
Menurutnya Barat memiliki strategi serupa dengan Belarus Barat. Tapi Lukashenko tidak menawarkan bukti untuk mendukung pernyataan itu.
“Kami terus membuka telinga,” kata Lukashenko, menekankan keyakinannya bahwa pada titik tertentu Kiev mungkin membutuhkan bantuan Moskow dan Minsk untuk menyelamatkan integritas wilayah Ukraina.
Sebelumnya Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengumumkan bahwa warga negara Polandia akan diberikan status hukum khusus di negaranya dan mengatakan: "secara mental, orang-orang Ukraina dan Polandia telah lama tidak dapat dipisahkan." Hal itu menyusul pernyataan Presiden Polandia, Andrzej Duda yang berharap di masa depan tidak akan ada perbatasan antara Polandia dan Ukraina.
Berbicara di KTT Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif, sebuah aliansi militer Eurasia yang terdiri dari beberapa bekas republik Soviet awal bulan ini, Lukashenko mengatakan upaya untuk memecah Ukraina mewakili tren paling berbahaya di Ukraina saat ini. Dia juga mengatakan bahwa ribuan unit telah dibuat untuk memasuki Ukraina dengan kedok pasukan penjaga perdamaian .
Lukashenko mengklaim Barat tidak hanya ingin melemahkan Rusia sebanyak mungkin tetapi juga membuat konflik “menyala lebih luas.
“Jika ini idenya, maka mungkin tidak ada yang bisa duduk di samping,” ungkapnya dikutip dari Russian Today.
Peringatan Lukashenko tentang niat Warsawa untuk merebut kembali bagian Ukraina yang menjadi milik Polandia sebelum bergabung ke Uni Soviet pada tahun 1939 menguatkan pernyataan yang dibuat oleh Sergey Naryshkin Direktur Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR).
Bulan lalu Sergey Naryshkin mengatakan bahwa Polandia mungkin bersekongkol dengan AS untuk menduduki Ukraina barat dengan dalih penjaga perdamaian dan menggunakan kedok latihan militer, Warsawa dengan keras membantah klaim tersebut.
"Kepala intelijen Rusia menyebarkan sindiran terhadap Polandia dan AS, meyakinkan kabar palsu bahwa kedua negara sedang mempersiapkan pengambilalihan Ukraina barat," tutur Stanislaw Zaryn, juru bicara Koordinator Layanan Khusus Menteri.
BACA JUGA:Polandia Umumkan Latihan Militer Besar Besaran
Polandia diketahui bersedia membangun instalasi militer permanen untuk menampung "unit infanteri ringan" dari NATO menurut Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki yang mendesak pembangunan militer NATO lebih lanjut di Eropa Timur di tengah serangan Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.
“Pangkalan sekutu permanen harus dibangun di negara-negara sayap timur NATO. Polandia siap membangun pangkalan seperti itu yang akan disediakan untuk penempatan permanen unit infanteri ringan,” katanya kepada forum Strategic Ark di Warsawa.
Morawiecki menjelaskan penumpukan militer NATO adalah satu-satunya cara untuk "mencegah" Rusia, dan menyerukan untuk meningkatkan bantuan militer untuk Ukraina.
Warsawa telah menjadi salah satu pemasok tempur paling aktif ke Kiev dalam konflik yang sedang berlangsung, mereka mengirimkan tank-tank tua buatan Soviet dan perangkat keras lainnya untuk pasukan Ukraina.
“Rusia hanya dapat dihalangi oleh persatuan dan kemampuan militer kami serta sanksi keras, bukan melalui panggilan telepon dan percakapan dengan Putin tetapi dengan bantuan militer ke Ukraina dan memperkuat sayap timur NATO,” tegas Morawiecki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: russian today