Petani Kota Tasikmalaya Keluhkan Minimnya Peran DKP3, Dinas Membantah

Petani Kota Tasikmalaya Keluhkan Minimnya Peran DKP3, Dinas Membantah

Ilustrasi petani. istimewa-tangkapan layar ponsel--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Seiring meningkatnya kebutuhan pangan, modernisasi sektor pertanian menjadi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan produktivitas dan menarik minat generasi muda. 

Namun, di Kota Tasikmalaya, modernisasi sektor ini masih tertinggal, sehingga banyak petani merasa kurang diperhatikan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3).

Muhammad Fadli Akbar (22), seorang petani muda di Kota Tasikmalaya, mengeluhkan minimnya peran DKP3 dalam mendukung produktivitas pertanian. 

Ia mengaku selama ini lebih banyak berinisiatif secara mandiri dalam menjalankan usahanya. 

BACA JUGA:Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya Mantapkan Pengawasan Jelang Pendaftaran Bakal Calon Pilkada 2024

"Saya biasanya mandiri dan tidak terlalu bergantung pada dinas. Pupuk dan kebutuhan lain kami sediakan sendiri, sementara dinas hanya mengandalkan program nasional seperti YESS," ungkapnya, Senin 19 Agustus 2024.

Program YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services) dirancang untuk menghasilkan wirausahawan muda pedesaan dan tenaga kerja yang kompeten di bidang pertanian. 

Meski bisa bekerja mandiri, Fadli menegaskan bahwa peran dinas tetap penting, terutama untuk memastikan kesejahteraan petani melalui program-program yang didanai anggaran pemerintah.

Ia juga menyoroti pentingnya transparansi dalam penggunaan anggaran oleh pemerintah daerah. 

BACA JUGA:Muhammad Yusuf dan Hendro Nugraha Resmi Maju di Pilkada 2024 Kota Tasikmalaya, Siap Daftar ke KPU

"Transparansi itu penting. Kami harus tahu bagaimana jalur anggaran itu digunakan. Kadang-kadang, kami tidak merasakan manfaatnya dan tidak memiliki akses informasi yang memadai," katanya.

Saat ini, anggaran ketahanan pangan secara nasional mencapai Rp 108,8 triliun, dan direncanakan naik menjadi Rp 124,4 triliun pada tahun 2025. 

Namun, Nandang Suryana, Ketua Tani Merdeka, mengingatkan bahwa meski anggaran terlihat besar, dampaknya harus dirasakan langsung oleh petani. 

Ia menyoroti masih mahalnya sarana produksi seperti benih, pupuk, dan pakan yang sulit dijangkau oleh petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: