Hampir Separuh Rumah di Kota Tasikmalaya Tak Layak Huni, Pemkot Didesak Tambah Kuota Rutilahu

Bendahara POSNU (Poros Sahabat Nusantara), Asep Kustiana. istimewa for radartasik.com--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Kota Tasikmalaya tengah menghadapi tantangan serius di sektor perumahan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat tahun 2024, tercatat sekitar 45,01 persen rumah di wilayah ini tergolong tidak layak huni.
Artinya, hampir separuh warga kota masih menempati hunian yang tidak memenuhi standar kenyamanan dan keselamatan.
Kondisi ini memunculkan keprihatinan berbagai pihak, salah satunya Bendahara POSNU (Poros Sahabat Nusantara), Asep Kustiana.
Ia menilai persoalan rumah tidak layak huni (RTLH) ini bukan sekadar masalah fisik, tetapi menyangkut martabat hidup masyarakat.
BACA JUGA:Pohon Tumbang Rusak Garasi di Cipakat Tasikmalaya, Warga Diminta Waspada Cuaca Ekstrem
“Ini bukan hanya soal tempat tinggal, tapi soal kemanusiaan. Pemerintah harus menambah kuota program Rutilahu agar lebih banyak warga bisa tinggal di rumah yang layak, sehat, dan aman,” tegas Asep, Jumat 9 Mei 2025.
Program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dinilai sebagai solusi konkret dan sejalan dengan amanat Pasal 54 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Undang-undang tersebut menegaskan bahwa pemerintah pusat dan daerah bertanggung jawab meningkatkan kualitas hunian masyarakat melalui perbaikan, renovasi, atau penggantian rumah yang tidak layak.
Asep juga menyoroti dampak kesehatan dari kondisi rumah yang buruk.
BACA JUGA:Advokat Windi Harishandi Mundur dari Kepengurusan KONI Kota Tasikmalaya, ini Alasannya
Lingkungan tempat tinggal yang tidak memadai bisa menjadi sumber penyakit dan meningkatkan beban layanan kesehatan publik.
“Jika kualitas rumah diperbaiki, maka kesehatan warga akan meningkat. Ini akan mengurangi tekanan pada sistem kesehatan,” katanya.
Selain kesehatan, rumah layak juga berkontribusi terhadap pengurangan kemiskinan.
Hunian yang aman dan nyaman menciptakan stabilitas psikologis, yang berpengaruh pada produktivitas serta partisipasi ekonomi masyarakat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: