Bank Sampah Puspasari Jadi Pusat Percontohan dan Pembelajaran untuk Pembentukan Bank Sampah
Bank Sampah Puspasari-Foto:tina/radartasik.disway.id-
KOTA TASIK, RADARTASIK.COM - Bank Sampah Puspasari merupakan salah satu dari Bank Sampah tertua yang berdiri di Kota Tasikmalaya.
Dibentuk pada tahun 2013 lalu, bank sampah yang dipimpin oleh Hj. Nunung sebagai direktur, lokasinya berada di RW 01 Kelurahan Sukanagara Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.
Nasabah yang menabung di Bank Sampah Puspasari merupakan warga sekitar RW 01 yang jumlahnya sekitar 200 nasabah.
"Kalau menghitung jumlah rumah memang ada 200 rumah, tapi kalu melihat jumlah keluarga, di satu rumah itu ada yang terdiri dari dua keluarga," jelas Hj. Nunung.
BACA JUGA:Catatan Gol, Assist dan Harga Transfer Robi Darwis, Gelandang Pekerja Keras Persib Bandung
Perpindahan dan keluar masuknya warga juga menjadi salah satu kendala konsistensi terhadap jumlah nasabah, kata Hj. Nunung, saat ini jumlah nasabah yang menabung sebanyak 95 nasabah yang tersisa.
"Banyak juga masyarakat yang tidak menabung karena mereka lebih memilih menjual ke rongsokan yang berkeliling. Kami juga tidak bisa melarang kita ada tukang rongsokan, silahkan saja kalau mau dijual langsung. Kalau di bank sampah kan sifatnya menabung, tidak langsung," tuturnya.
Pada saat berdirinya Bank Sampah Puspasari, kata hj. Nunung tragetnya cukup besar minimal memiliki 300 orang nasabah. Akan tetapi target tersebut tidak mungkin tercapai karena jumlah warga sekitarnya, kata Hj. Nunung, tidak lebih banyak dari yang ditargetkan.
Berkat kegigihan dan kesungguhan dari para pengelola Bank Sampah Puspasari yang dikelola oleh ibu-ibu rumah tangga, bank sampah ini ternyata menorehkan banyak pencapain dan prestasi yang luar biasa. Sehingga mereka pun beberapa kali pernah menerima bantuan dari BUMN untuk pembangunan sarana dan prasaran bank sampah.
BACA JUGA:Hati-Hati Beri Data Diri untuk Bansos Ada Nomor Hoax yang Menyebar di WA
"Pernah ada yang datang dari BUMN juga, kami mintanya saran dan prasarana Alhamdulillah kami menerima hasil pembangunannya, terima kunci untuk dipakai saat itu dan sekarang juga masih kami gunakan," ungkapnya.
Tujuan dibentuknya bank sampah, kata Hj. Nunung bukan semata-mata untuk mencari pencapaian materi, tapi lebih pada pemberdayaan dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Apalagi wilayah kampung tempat bank sampah ini berada, terdapat satu sungai yang cukup besar.
"Tujuan adanya bank sampah untuk edukasi, jadi ibu keliling di pengajian-pengajian memberikan sosialisasi dan edukasi untuk pemilahan sampah. Mana sampah organik dan non organik, yang kita terima baru non organiknya saat itu, Alhamdulillah juga sudah berjalan kesadaran masyarakat," terangnya lagi.
Inovasi yang dilakukan, kata Hj. Nunung adalah melakukan daur ulang membuat berbagai macam kerajinan tangan atau barang-barang bermanfaat lainnya dari kemasan yang dapat didaur ulang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: