Ruang Publik Malam dan Usaha 24 Jam di Tasikmalaya: Peluang, Tantangan, dan Harapan

Ruang Publik Malam dan Usaha 24 Jam di Tasikmalaya: Peluang, Tantangan, dan Harapan

Kondisi Taman Kota Tasikmalaya di Jalan Mesjid Agung, Yudanegara, saat libur peringatan hari besar, Senin 9 Juni 2025. ayu sabrina b / radar tasikmalaya --

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Hampir setiap kota dan kabupaten di Pulau Jawa memiliki ruang terbuka yang dikenal sebagai alun-alun atau taman kota. 

Umumnya terletak di sekitar pusat pemerintahan atau tempat ibadah, alun-alun awalnya merupakan simbol kekuasaan raja. 

Namun, seiring waktu, fungsi sakral tersebut bergeser menjadi ruang publik biasa.

Kini, ruang publik yang bisa diakses hingga malam hari memegang peranan penting dalam mewujudkan kota yang inklusif dan ramah untuk semua kalangan. 

BACA JUGA:Bupati Tasikmalaya Panggil Seluruh Kepala Dinas untuk Evaluasi Program dan Anggaran

Kehadiran taman, museum, atau perpustakaan yang buka lebih lama memungkinkan masyarakat dengan jadwal kerja tidak lazim seperti pekerja malam atau pelajar dengan waktu terbatas, tetap bisa mengakses ruang berekspresi dan beraktivitas.

Gagasan ini tak hanya memperpanjang waktu operasional, tetapi juga memperluas hak atas ruang publik. 

Dalam konteks kota industri seperti Tasikmalaya, di mana ritme kehidupan sangat beragam, keberadaan ruang publik malam bisa menciptakan kesetaraan akses yang lebih adil.

Lebih jauh, aktivitas malam hari di ruang publik dapat memperkuat interaksi sosial, mengurangi stres, dan membangun rasa memiliki terhadap kota. 

BACA JUGA:Jalan Rusak di Sambongjaya Tasikmalaya Dikeluhkan Warga, Sering Sebabkan Kecelakaan

Kota pun tak hanya hidup saat jam kerja, tetapi juga saat masyarakat ingin beristirahat atau mencari ketenangan.

Namun, idealisme ini membutuhkan dukungan serius dari pemerintah, terutama dalam menjaga keamanan, kenyamanan, dan keberlanjutan layanan. 

Tanpa itu, ruang publik malam justru bisa menjadi titik rawan kriminalitas atau ketimpangan baru dalam akses ruang.

Ai (53), seorang pedagang minuman kemasan yang sudah lebih dari satu dekade berjualan di Taman Kota Tasikmalaya, menyaksikan langsung naik-turunnya keramaian di tempat tersebut.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait