Benarkah Trauma Masa Kecil Bisa Jadi Penyebab KDRT ? Ini Kata Psikolog Ian Hughes

Benarkah Trauma Masa Kecil Bisa Jadi Penyebab KDRT ? Ini Kata Psikolog Ian Hughes

Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga bisa terjadi pada siapa saja -Foto:tangkapanlayar/fin.co.id-

RADARTASIK.COM - Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bisa terjadi pada sia saja. Bahkan pelakunya pun tidak hanya  laki-laki, bisa jadi dilakukan juga oleh perempuan.

Ada alasan mengapa sebagian orang bisa melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga, dalam hal ini melakukan kekerasan kepada pasangan mereka, istri atau suaminya. Hal ini disebut terkait dengan faktor biologi dan sejarah.

Dua faktor tersebut menurut ahli, bisa membuat seseorang cenderung agresif, bahkan mampu melakukan tindak KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga. 

Akan tetapi, bukan cuma itu yang menjadi alasan mengapa bisa sampai bisa melakukan tindak kekerasan pada pada pasangan mereka.

BACA JUGA:Tragedi Sepak Bola Kanjuruhan Melebihi Peristiwa Tragis Liverpool vs Juventus, Pertandingan Liga 1 Ditunda

Hal ini kata psikolog kawakan Ian Hughes, penulis buku Disordered Minds: How Dangerous Personalities are Destroying Democracy, bisa disebabkan oleh trauma masa kecilnya. Terutama bagi laki-laki yang pada sat kecilnya memiliki trauma.

Itu artinya, anak-anak yang semasa kecilnya mengalami disfungsional dalam pola asuhnya, berpotensi melakukan kekerasan ketika mereka dewasa. 

Selain karena trauma masa kecil, anak laki-laki yang terpengaruh oleh perilaku individu tertentu terhadap cara mereka berprilaku. 

Konstruksi maskulinitas pada anak laki-laki yang harus tangguh dan jantan dari anak perempuan, berpotensi menyebabkan mereka tumbuh lebih keras, dan tidak tertutup kemungkinan berlaku kejam. 

BACA JUGA:Tragedi Sepak Bola, 127 Orang Meninggal Dunia dalam Kerusuhan Suporter Arema

Sebab itu, para ahli mengingatkan kepada orang tua tentang betapa pentingnya mengajarkan konsep yang benar selama tumbuh kembang anak. 

Tanda-tanda Pasangan Anda Seorang Love Bomber

Anda memiliki pasangan yang suka memberi perhatian berlebih dalam hubungan yang Anda jalani saat ini?

Mau itu berupa rasa kasih sayang, kekaguman, perhatian namun dalam dosis yang melebihi normal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: