Mahfud MD Sebut Persoalan Psikologis Hirarkis dan Politis Membuat Pengungkapan Kasus Tewasnya Brigadir J Lama

Mahfud MD Sebut Persoalan Psikologis Hirarkis dan Politis Membuat Pengungkapan Kasus Tewasnya Brigadir J Lama

Menko Polhukam Mahfud MD menyebut kelompok Ferdy Sambo seperti memiliki kerajaan tersendiri di internal Polri . Foto: Twitter/@mohmahfudmd--

Mahfud pun menegaskan kendati telah bertemu dengan ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat, tidak akan ikut campur dalam proses penyelidikan yang sedang berlangsung oleh kepolisian.

BACA JUGA:Data Kendaraan Bodong Segera Dihapus, Gubernur Jabar Beri Penjelasan Begini

Dia mengatakan posisinya kini sebagai pembantu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), hanya mengawal dari sisi pelaksanaan kebijakan negara semata.

"Arahan Presiden itu cukup sudah, sudah benar, untuk dibuka. Untuk penyidikan, Menko Polhukam tak masuk ke pro-yustisia. Tapi mengawal pelaksanaannya dari sudut pelaksanaan kebijakan negara," tutur Mahfud.

Sebelumnya Mahfud MD ikut bereaksi soal pernyataan Kamaruddin Simanjuntak, yang merupakan Kuasa Hukum keluarga Brigadir J.

BACA JUGA:Perseteruan Gus Samsudin dan Pesulap Merah Berlanjut ke Ranah Hukum, Marcel Radhival Dilaporkan ke Polda Jatim

Diketahui, Mahfud MD menyoroti ucapan Kamaruddin soal petir yang menyambar CCTV di TKP tewasnya Brigadir J ikut diperiksa juga.

Mengenai pernyataan Kamaruddin tersebut, Mahfud MD berikan komentar menohok.

Hal tersebut diungkapkan Mahfud MD melalui akun Twitter pribadinya yang telah verifikasi centang biru bernama @mohmahfudmd.

BACA JUGA:Adegan demi Adegan Aksi Pencuri Motor Milik Pegawai Bawaslu Terekam CCTV

"Polemik di media tentang tragedi tewasnya Brigadir J menegangkan. Tapi dia sela ketegangan tersungging juga senyum kecut saat pengacara keluarga Brigadir J bilang, 'Kemarin katanya CCTV disambar petir, sekarang bilang CCTV ada. Seharusnya petirnya diperiksa juga," Logika publik cerdas, tulis Mahfud MD pada Rabu 3 Agustus 2022.

Sebelumnya, Kamaruddin mengatakan hal tersebut sebelum diperiksa di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa 2 Agustus 2022. 

Dia menyebut data CCTV terkait kasus adu tembak yang telah didapat Polri harus diuji, lantaran awalnya disebut menghilang lalu akhirnya ditemukan.

BACA JUGA:Penerbangan Tasik-Jakarta PP via Bandara Wiriadinata Kembali Beroperasi, Cek Jadwal dan Harganya di Sini

"CCTV harus diuji. Kenapa harus diuji? Pertama CCTV sudah disambar petir. Kedua dekordernya diturunkan oleh orang lain yang bukan Polri. Maka kalau tiba-tiba CCTV ketemu kembali, harus dibikin acara dengan petir, kapan petir mengembalikan CCTV itu," kata Kamaruddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: