Mahfud MD Sebut Persoalan Psikologis Hirarkis dan Politis Membuat Pengungkapan Kasus Tewasnya Brigadir J Lama
Menko Polhukam Mahfud MD menyebut kelompok Ferdy Sambo seperti memiliki kerajaan tersendiri di internal Polri . Foto: Twitter/@mohmahfudmd--
JAKARTA, RADARTASIK.COM - Menko Polhukam Mahfud MD menyebut bahwa kasus tewasnya Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J di kediaman Kadiv Propam nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo bukan kasus kriminal biasa, sehingga butuh waktu untuk mengungkapnya.
Dalam pandangan Mahfud, kasus tewasnya Brigadir J memiliki dua aspek psikologis, yaitu psikologis hirarkis dan psikologis politis.
"Saya katakan, maaf ini tidak sama dengan kriminal biasa, sehingga memang harus bersabar. Karena (di dalamnya) ada psiko hirarkis, ada juga psiko politis-nya,"ujar Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu 3 Agustus 2022.
BACA JUGA:Website Kejari Garut Diretas Opposite6890, Home Page Diganti Kasus Brigadir J
"Jadi kalau ada yang bilang secara teknis penyidikan itu sebenarnya katanya gampang. Itu kan tempatnya jelas, ini kita sudah tahu lah. Tapi saya katakan, oke jangan berpendapat dulu, biar Polri memprosesnya dulu," sambung Mahfud.
Pada bagian lain Mahfud mengapresiasi langkah Polri yang sudah mengalami kemajuan dalam penanganan kasus buku tembak yang menewaskan Brigadir J tersebut.
Salah satunya respon Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang menonaktifkan sejumlah jenderal dan perwiranya.
BACA JUGA:Pemuda Marah dan Acungkan Senjata Tajam ke Polisi, Awalnya Ditegur karena Tak Pakai Helm
"Rakyat tidak puas lagi, 'Pak, itu harus dinonaktifkan. Kalau dia masih aktif di situ, nanti penyelidikannya bisa ndak objektif, bisa terpengaruh'. Oke dinonaktifkan Sambo, pokoknya ada tiga lah (perwira dinonaktifkan). Kan sudah responsif Kapolri," ujar Mahfud.
Kapolri juga ungkap Mahfud telah memenuhi permintaan agar jenazah Brigadir J di autopsi ulang. Bahkan, autopsi ulang itu melibatkan pihak lain di luar kepolisian.
Oleh karenanya, Mahfud menilai kinerja Kapolri sudah baik dalam kasus kematian Brigadir J. "Apa kurang bagus? Kan sudah bagus tuh," ucap Mahfud.
BACA JUGA:Pak, Bu....Sudah Ngecek HP Buah Hatinya? Jangan sampai Terlibat Prostitusi Online
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini juga menegaskan, bahwa pihaknya telah memegang catatan dari berbagai pihak seperti intelijen, Kompolnas, purnawirawan polisi hingga Komnas HAM terkait dengan kasus Brigadir J.
"Sehingga saya punya catatan lengkap, dari keluarga ada, dari intelijen ada, dari purnawirawan polisi ada, dari Kompolnas ada, dari Komnas HAM ada, dari LPSK ada, dari sumber-sumber perorangan di Densus di BNPT," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: