PBB: Jutaan Orang Bisa Kelaparan Jika Ekspor Gandum Dari Rusia Dan Ukraina Terus Menurun

PBB: Jutaan Orang Bisa Kelaparan Jika Ekspor Gandum Dari Rusia Dan Ukraina Terus Menurun

Radartasik, Menurut laporan PBB hingga 181 juta orang di 41 negara dapat dilanda kekurangan pangan yang parah tahun ini karena konflik di Ukraina yang berdampak terhadap ekspor biji-bijian, gandum dan pupuk.

“Makanan seharusnya tidak pernah menjadi kemewahan, itu adalah hak asasi manusia yang mendasar. Namun krisis ini dapat dengan cepat berubah menjadi bencana pangan berskala global,” laporan Crisis Response Group on Food, Energy and Finance.

PBB menganggap situasinya dapat memburuk setelah tahun 2022, dengan 19 juta lebih banyak orang diperkirakan akan menghadapi kekurangan gizi kronis secara global pada tahun 2023 jika ekspor makanan dari Rusia dan Ukraina terus menurun.

“Krisis pangan tahun ini adalah tentang kurangnya akses. Tahun depan bisa jadi tentang kekurangan makanan,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dikutip dari Russian Today.

Ia menambahkan bahwa jumlah orang yang sangat rawan pangan telah berlipat ganda dalam dua tahun terakhir.

Guterres terlibat dalam negosiasi untuk melanjutkan pengiriman biji-bijian dari pelabuhan Odessa, Ukraina. PBB, Rusia dan Turki juga telah bekerja sama untuk menyediakan akses tanpa hambatan ke pasar global untuk makanan dan pupuk Rusia.

BACA JUGA:PBB Tanggapi Tuduhan Pencurian Gandum Ukraina Oleh Rusia

Pemerintah Ukraina dan para pemimpin Barat telah berulang kali menuduh Rusia menghambat ekspor biji-bijian dengan memblokir pelabuhan Laut Hitam Ukraina.

Moskow telah menolak klaim tersebut dan mengatakan pihaknya siap untuk memastikan perjalanan yang aman bagi kapal pengangkut biji-bijian.

Kremlin bersikeras bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh penambangan di garis pantai oleh militer Ukraina.

Kiev juga menuduh militer Rusia "mencuri" persediaan gandumnya di tengah konflik yang sedang berlangsung. Awal pekan ini, PBB mengatakan tidak dapat memverifikasi tuduhan tersebut, menambahkan bahwa baik kantor Sekretaris Jenderal PBB maupun Program Pangan Dunia PBB (WFP) memiliki informasi yang kredibel tentang masalah tersebut.
 
Sebelumnya Kementerian Pertahanan Rusia menuduh “militan batalyon nasionalis” Ukraina sengaja membakar lumbung besar di pelabuhan laut Mariupol saat melarikan diri dari pasukan Rusia. Kebakaran dilaporkan menghanguskan lebih dari 50 ribu ton gabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: russian today