Menteri Pertahanan Israel: Hizbullah Lebanon 10 Kali Lebih Kuat dari Hamas

Menteri Pertahanan Israel: Hizbullah Lebanon 10 Kali Lebih Kuat dari Hamas

ilustrasi Pasukan Hizbullah --tangkapan layar di Twitter

RADARTASIK.COM - Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant mengatakan mereka bersiap menghadapi perang  di front utara karena Hizbullah Lebanon 10 kali lebih kuat dari Hamas, menurut media resmi Ibrani, Israel Broadcasting Corporation.

Gallant tampil dalam diskusi tertutup dengan para pejabat senior pemerintah dan meminta mereka untuk bergerak menyelesaikan transfer persediaan dan perlengkapan militer kepada tentara.

Ia menekankan para pejabat senior itu harus menyelesaikan persiapan perang di front utara menghadapi Hizbullah Lebanon.

“Persiapan harus dilakukan di front utara, karena Hizbullah sepuluh kali lebih kuat dari Hamas,” kata Gallant dikutip dari AlQuds Al-Arabi.

BACA JUGA:Kursi Ketua dan Komisioner KPU Kabupaten Tasikmalaya Masih Kosong, Pengawasan Tahapan Pemilu 2024 Diperketat

Israel Broadcasting Corporation mengindikasikan para pejabat yang hadir dalam pertemuan tersebut langsung gerak cepat untuk melkaukan persiapan agar serangan seperti yang dilakukan pejuang Hamas tak terulang lagi.

Ketagangan di perbatasan Lebanon-Israel semakin panas akibat baku tembak IDF dengan fraksi Hizbullah dan Palestina, yang mengakibatkan kematian dan cedera di kedua belah pihak.

Pada hari Rabu, 18 Oktober, kemarin, Hizbullah mengumumkan mereka telah menyerang pertemuan tentara Israel di Bukit Al-Tahyat, selatan pemukiman Al-Manara dengan peluru kendali yang menyebabkan sejumlah kematian dan cedera.

Sementara itu, Presiden AS, Joe Biden takut Hizbullah yang didukung Iran ikut campur dalam perang Hamas melawan Israel karena percaya perang di Gaza tidak akan selesai dalam waktu dekat.

BACA JUGA:Pulih dari Cedera, Dua Pemain Andalan Borneo FC Berpeluang Diturunkan Saat Lawan Persib

Jika terjadi perang melawan Hizbullah, Joe Biden percaya Israel akan membuat konflik semakin memanas dan akan mengakibatkan ketidak stabilan di Timur Tengah yang tidak akan mampu diatasi oleh AS.   

Sejak awal perang, pemerintahan Biden telah mengirimkan pesan kepada Hizbullah dan Iran agar mereka tidak ikut berperang. 

Namun, Biden mendesak Israel untuk tidak “terjebak” dalam kemarahan, dan berpikir “jernih tentang tujuan mereka” daripada melakukan kesalahan seperti  dilakukan AS setelah 11 September dengan melakukan invasi ke Irak.

Selama rapat kabinet perang dengan Biden, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menekankan bahwa “ini akan menjadi perang yang panjang dan sulit, dan Israel akan membutuhkan dukungan Amerika Serikat untuk jangka waktu yang lama,” kata salah satu pembantu Gallant.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber