2 Tanda Haji Mabrur dan Fadillah Idul Adha Ternyata Begini

2 Tanda Haji Mabrur dan Fadillah Idul Adha Ternyata Begini

Jamaah sholat Idul Adha di Masjid Al Marhamar berdoa usai menyimak khubah Ustadz Nasrullah tentang tanda haji mabrur.--radartasik.com--

Idul Adha, terang Ustadz Nasrullah, memberi beberapa pesan yang berarti dalam kehidupan kita.

Pertama pesan tauhid

Idul Adha mengajarkan pesan tauhid. Bagimana membersihkan, memurnikan tauhid kepada Allah SWT dari berbagai macam kotoran,noda, dan debu-debu kemusyrikan.

Allah sudah mengancam, bahwa siapapun yang melakukan sebuah kemusyrikan maka Allah akan hapuskan amal kebaikan sepanjang usia pelaku kemusyrikan.

“Jangan sampai kita 70 tahun beribadah, 50 tahun beribadah, 40 tahun kita beribadah, tapi pada akhirnya Allah menjadikan amal ibadah itu debu yang ditebak angin. Debu yang dihilangkan angina tak berbekas dan tak bersisa,” peringatnya.

Mudah-mudahan, sambunya, dengan momentum Idul Adha kita kembali tauhidullah, kepada fitrah kita laailaahaillallah. 

“Karena kalimat toyibah itulah Allah mengutus para Rasul. Karena kalimah toyibah itulah Allah menciptakan surga dan neraka,” paparnya.

Idul Adha ini, pandu Ustadz Nasrullah yang oleh jamaahnya akrab disapa Unas ini, pasrahkan totalitas kepatuhan dan tauhid hanya kepada Allah SWT.

Di saat sholat 17 kali memohon ihdinasyirotol mustaqim. Kemudian iya kana’budu wa’iya kanasta’iin. 

Itu sebuah penegasan kita selalu mohon kepada Allah, ingin ibadah kita hanya kepada Allah, dan meminta pertolongan hanya kepada Allah SWT.

Mungkin di antara kita, ujarnya lagi, masih ada satu dua yang iyya kan’budu kepada Allah, tapi wa iyya kanasta’in masih kepada yang lainnya.

Memohon kepada Allah tapi juga memohon kepada yang lainnya. Bertawakal kepada Allah tapi bertawakal juga kepada yang lainnya.

Bertanya kepada Allah tapi bertanya kepada yang lainnya. Munajat kepada Allah tapi juga munajat kepada yang lainnya. Itu bentuk kemusyrikan.

“Dosa kemusyrikan adalah sebuah dosa pengkhianatan besar manusia kepada Allah SWT. Maka Allah mengancam pelaku musyrik,” kata Unas.

Dijelaskan Unas bahwa Allah akan menghapus seluruh dosa apapun bentuknya, tetapi untuk kemusyrikan Allah menutup dan tidak mau memaafkan orang yang melakukan kemusyrikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: