25 Balita Stunting di Kota Tasikmalaya 1 Bulan Kembali Normal, Eehhh Ternyata Sim Salabim!
Ketua IBI Kota Tasikmalaya DR. Hj. Atit Tajmiati, Am.Keb., S.Keb., Ners M.Pd (tiga dari kiri) bersama tim pengabdian dari UNISBA dan para peserta pelatihan.-Foto: evet suhendar/radar tasik tv-
25 balita itu hanya dilaporkan sebagai penyandang stunting.
Kok bisa begitu?
BACA JUGA:Hari Kiamat Dalam Islam Adalah Bagian dari Rukun Iman, Kalau Ingkar Masuk Golongan Ini
Ini yang membuat bidan senior sekelas Dr Hj Atit Tajmiati sampai geleng-geleng kepala. Reuwas (kaget), keuheul (kesal) tapi bercampur gembira.
Reuwas sebab 1 bulan 25 balita stunting bisa kembali normal sangat tidak mungkin berdasarkan kelaziman.
Keuheul karena pemberi data sudah melakukan pembohongan alias merekayasa data.
Dampak data bohong itu menjadi tidak jelasnya jumlah sebenarnya balita-balita yang menyandang stunting di Kota Tasikmalaya.
BACA JUGA:Polisi RW Solusi Penyelesaian Masalah di Tengah-tangah Masyarakat, Ini Pesan Kapolres Tasikmalaya
Gembira tentu saja karena 25 balita stunting sim salabim akan jadi data baru pengurang total data balita stunting di Kota Tasikmalaya.
Setelah ditelisik lebih dalam kenapa bisa ada data 25 balita stunting sim salabim.
Ternyata masalah mental miskin. Para orang tua 25 balita sim salabim itu ingin juga mendapat bantuan seperti penyandang stunting.
BACA JUGA:58 Rute yang Dibuka Perusahaan Bus dari Tasik, dari dan ke Garut
Akhirnya para kader, bidan dan pihak terkait di sana memilih mengalah karena tidak mau ribut. Walaupun harus membuat data palsu.
Dr Hj Atit Tajmiati menceritakan pengalamannya itu kepada bidan dan kader di acara Promosi Pencegahan Stunting di Era Digital yang berlangsung di Aula Puskesmas Sambongpari Kota Tasikmalaya, Senin 15 Mei 2023.
Perempuan sepuh yang juga ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Tasikmalaya itu sebagai nara sumber kegiatan yang digagas LPPM Universitas Islam Bandung (Unisba).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: