Ika Ismurdyahwati Gelar Pameran Tunggal di Rumah Seni Ropih Braga, Angkat Isu Kesetaraan Gender

Ika Ismurdyahwati Gelar Pameran Tunggal di Rumah Seni Ropih Braga, Angkat Isu Kesetaraan Gender

Ilustrasi seniman Ika Ismurdyahwati gelar pameran tunggal di Rumah Seni Ropih di Jalan Braga Nomor 28 Kota Bandungdari tanggal 21 – 24 November 2022. -suryadi-radartasik.disway.id

BANDUNG, RADARTASIK.COM – Rumah Seni Ropih di Jalan Braga Nomor 28 Kota Bandung gelar pameran tunggal karya seniman Ika Ismurdyahwati.

 

Pameran yang dibuka oleh Kepala Bidang Ekonomi Kreatif, Sri Susiagawati SE,MM pada Senin sore, 21 November 2022  pukul 17.00 WIB itu akan berlangsung dari tanggal 21 – 24 November 2022.

Pameran tunggal karya seniman Ika Ismurdyahwati ini mengangkat tema ‘Obyektifikasi: Gender, Pertukaran, dan Bahasa Rupa’.

Seniman Ika Ismurdyahwati mengatakan pameran tersebut merupakan kali kelima yang digelarnya  dengan mengangkat tema tentang obyektifikasi.

 BACA JUGA: Kompak! UMK di Jabar Naik 2023, Ini Daftar UMK Banten, Jateng, DIY dan Jatim Saat Ini

BACA JUGA: Pangandaran Disarankan Belajar ke Bali, Andi F Noya dan Susi Pudjiastuti Bahas Pengembangan Wisata Pangandaran

‘’(Pameran ini) merupakan lanjutan dari pameran-pameran sebelumnya. Kegiatan berupa rangkaian pameran yang sudah terlaksana sebelumnya, dan sudah empat kali diadakan di berbagai kota,’’ terang Ika.

Lebih jauh Ika mengatakan, obyektifikasi yang terjadi atas perempuan erat berhubungan dengan kepentingan sosial. Sehingga ia pun membuat karya dengan simbol-simbol yang memiliki makna tentang perempuan sebagai anggota masyarakat.

‘’Terutama hal ini telah terjadi ketergantungan pada budaya material yang membuat masalah gender yang kompleks, semakin kompleks, banyak orang terobyektifikasi, tanpa kenal siapa dirinya, dan juga untuk tujuan hidupnya,’’ jelas Ika.

BACA JUGA: Belum Jelas, Nasib PKL Jalan Pedestrian Cihideung Terpaksa Jualan Alakadarnya

BACA JUGA: Lowongan Kerja Terbaru di Yo! Holiday Tours, Ada Dua Posisi dengan Syarat Minimal Lulusan S1

Sementara itu dalam membuat karya seninya, Ika menyebut menggunakan bahan-bahan yang biasa digunakan di kehidupan sehari-hari, seperti tali, rajutan, batu, kawat berduri, kursi, sarung tangan, dan kaca.

Menurut Kurator Seni, Anna Sungkar, sosok Ika Ismurdiyahwati mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia yang disampaikan melalui karya seni.

‘’Diskursus itu berupa simbol-simbol yang berguna untuknya agar dapat menyampaikan wacananya secara bebas. Namun dibalik itu, pemirsa juga mempunyai hak untuk membaca simbol-simbol tersebut secara berbeda,’’ ujarnya.

Menurut Anna, karya seni Ika menggambarkan perempuan sebagai anggota masyarakat yang memiliki keterbatasan yang melekat pada dirinya.

BACA JUGA: Kuliner Pongpok Landak Rumah Makan Terkenal di Tasikmalaya, Cek Lokasinya di Goa Daerah Cikatomas

BACA JUGA: Yuk Cicipi Ayam Goreng Khas Pongpok Landak, Salah Satu Menu Rumah Makan Terkenal di Tasikmalaya

‘’Walau Ika seorang intelektual dan mendapat kesempatan menempuh pendidikan S3, yang jarang didapati oleh perempuan Indonesia pada umumnya. Namun ia merasakan adanya keterbatasan yang tetap melekat pada dirinya,’’ tuturnya.

Anna pun menambahkan bahwa simbol-simbol karya seni Ika menggambarkan hambatan dan keterbatasan yang dialami perempuan pada umumnya.

‘’Memang hal itu terjadi, bahwa masyarakat Indonesia masih menganut budaya patriarki yang sering kali menempatkan perempuan di bawah laki-laki,’’ pungkas Anna Sungkar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: