Kemendikbudristek Ingatkan Sekolah Tidak Euforia Gelar PTM 100 Persen dengan Abaikan Protokol Kesehatan

Kemendikbudristek Ingatkan Sekolah Tidak Euforia Gelar PTM 100 Persen dengan Abaikan Protokol Kesehatan

Atas rencana itu sejumlah ahli epidemiologi pun setuju. 

"Kebijakan booster masuk mal dan syarat perjalanan ya memang harus seperti itu. Pemerintah kan punya posisi yang kuat atau kewajiban menjamin kesehatan masyarakat," ujar Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman. 

BACA JUGA:Suaminya AKBP Brotoseno Dipecat dari Polri, Tata Janeeta Tuliskan Kata-kata Bijak dan Menyentuh

Dicky pun menegaskan bahwa Covid-19 akan terus bermutasi. Dan mutasi virus tersebut bisa berubah menjadi lebih menular atau lebih ringan. 

Adanya Omicron BA.4 dan BA.5 serta kini muncul kembali subvarian baru di India yakni BA.2.75 membuat booster kian penting.

“Dengan adanya varian-varian baru ini lebih menular dan menurunkan efikasi vaksin serta antibodi. Karena ada potensi sifat yang sama dengan varian Delta. Maka harus ada penguatan atau booster,” jelasnya.

BACA JUGA:Polisi di Kota Tasikmalaya Belum Melarang Aktivitas Sepeda Listrik di Jalan Raya, Ini Alasannya

Di sisi lain, kata Dicky, pemerintah harus semakin memperbanyak sentra vaksinasi di lokasi strategis dengan akses yang mudah. Syarat vaksinasi juga sebaiknya tidak membuat rumit.

“Prosedurnya harus dipermudah. Booster akan membantu mengurangi gelombang varian baru,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jawapos