Wali Kota Tasikmalaya Tiru Bali, Makanan Tambahan Daun Kelor Turunkan Angka Stunting
RADARTASIK, KOTA TASIK – Wali Kota Tasikmalaya, H Muhammad Yusuf menyatakan, kasus stunting di Kota Tasikmalaya mencapai 14,8 persen.
Hal itu terungkap saat Review Kinerja Tahunan dan Penilaian Kinerja 8 Aksi Konvergensi Stunting 2021 di Hotel Harmoni, Rabu 06 Juli 2022 sore.
Yusuf sempat menjabarkan situasi stunting di wilayahnya. Kata dia, angka 14,8 persen itu disebabkan berbagai hal yang kemudian dijadikan cakupan program dan dianggap faktor determinan pada 2020.
BACA JUGA:Pengumpul Barang Bekas Dapat Asupan Bergizi
"Diantaranya lingkungan, perubahan perilaku, pelayanan kesehatan dan gen atau faktor keturunan," paparnya.
Tahun lalu pihaknya melakukan percepatan penurunan prevelensi stunting dengan targetnya 19,10 persen.
"Kini sudah di angka 14,8 persen. Untuk memastikan pencegahan stunting tercapai secara efektif dan efisien, Pemkot melakukan aksi konvergensi atau aksi integrasi," terangnya.
Aksi integrasi itu, menurut Yusuf, adalah mengidentifikasi prevelensi stunting per kecamatan dan ditemukan fakta bahwa di setiap kecamatan terdapat kasus stunting.
BACA JUGA:Bagaimana Jika Terlalu Banyak Makan Telur? Pakar Kesehatan Gizi Berikan Penjelasan
"Kecamatan yang memiliki tingkat prevalensi stunting tertinggi adalah Cibeureum sebesar 26,03 persen dan Tamansari sebesar 27,08 persen," bebernya.
Maka, tambah dia, pihaknya melakukan kolaborasi pentahelix bersama perangkat daerah terkait, masyarakat, akademisi, pelaku usaha dan lain sebagainya melakukan rembug stunting.
Rembug stunting yang dilaksanakan pada Juni tahun lalu itu sekaligus penandatanganan komitmen bersama.
Dihasilkan beberapa kesepakatan yaitu dilakukan rembuk stunting tingkat kecamatan, analisa masalah, penyusunan rencana penanggulangan balita stunting di wilayahnya dan lainnya.
BACA JUGA:DKP3 Gelar Lomba Cipta Menu Pangan Beragam dan Bergizi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: