DKP3 Gelar Lomba Cipta Menu Pangan Beragam dan Bergizi

DKP3 Gelar Lomba Cipta Menu Pangan Beragam dan Bergizi

radartasik.com, TASIK - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Tasikmalaya melaksanakan program Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Hal ini sebagai gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal dengan skor pola pangan harapan (PPH) 100 poin tahun 2024.


Salah satu bentuk pengaplikasian B2SA di DKP3 Kota Tasikmalaya mengadakan lomba cipta menu non beras dan non terigu. Pesertanya kelompok wanita tani (KWT) dari 10 kecamatan se-Kota Tasikmalaya di Aula DKP3 Kota Tasikmalaya, Kamis (18/11/2021).

Kabid Ketahanan Pangan DKP3 Kota Tasikmalaya Enung Nurteti menjelaskan, dukungan pemerintah dalam konsep pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) melalui berbagai kebijakan seperti menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.

Perpres ini sudah ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian No.43 Tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal.

“Dalam mendorong upaya penganekaragaman konsumsi pangan dengan cepat melalui lomba cipta menu non beras dan non terigu kepada KWT. Itu berbasis pengembangan pangan lokal dengan memanfaatkan bahan pangan talas, tempe dan ubi-ubian lainnya,” katanya kepada Radar, Kamis (18/11/2021).

Dengan adanya keragaman pola pangan tersebut, diharapkan bisa mengurangi konsumsi masyarakat Kota Tasikmalaya terhadap beras. Hampir 60 persen populasi yang ada di Kota Tasikmalaya tergantung makan nasi.

“Kebutuhan beras di Kota Tasikmalaya tinggi yakni 91,9/kg perkapita per tahun. Nilai itu harus diturunkan lagi, mengingat kebutuhan beras semakin meningkat sedangkan lahan semakin menyempit,” ujarnya.

Untuk itu, beras harus digantikan dengan pangan lain, seperti ubi-ubian atau pangan lokal lainnya. “Yang terpenting terciptanya keanekaragaman karbohidrat, lemak, protein hewani atau nabati, mineral dan vitamin,” katanya.

Maka pihaknya berinisiatif membuat lomba cipta menu non beras dan non terigu. Pesertanya kelompok wanita tani (KWT) dari 10 kecamatan se-Kota Tasikmalaya di Aula DKP3 Kota Tasikmalaya.

“Hal ini sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat dalam percepatan penganekaragaman konsumsi pangan non beras dan non terigu. Manfaatnya untuk pengembangan pangan lokal, pengganti beras. Bisa dari talas, singkong dan ubi-ubian lainnya,” ujarnya.

Untuk itu, hasilnya pada skor keragaman pola pangan harapan (PPH) Kota Tasikmalaya pada tahun 2020 baru mencapai nilai 91,6 poin. Tentunya harus ditingkatkan hingga 100 poin.

“Skor PPH untuk keanekaragaman pangan di masyarakat Kota Tasikmalaya sekarang 91,6 poin. Makanya dipertahankan dan kalau bisa ditingkatkan hingga 100 poin dengan cara percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal,” katanya.

Kepala DKP3 Kota Tasikmalaya Drs H Adang Mulyana MM mengajak masyarakat menjaga ketahanan pangan nasional. Utamanya membangun konsumsi gizi keluarga dengan memanfaatkan lahan pekarangan.

“Dengan begitu masyarakat Kota Tasikmalaya dapat memenuhi kebutuhan gizi seimbang dan mewujudkan kemandirian pangan daerah. Selain itu program B2SA di Kota Tasikmalaya bisa berjalan,” ujarnya.

Pencapaian target B2SA dapat meningkatkan pemahaman konsumsi masyarakat dengan menu pilihan berbasis sumber daya lokal yang tersedia.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Tasikmalaya Hj Rukmini Affandi Yusuf menyampaikan, kebutuhan pangan hal dasar yang harus dipenuhi masyarakat dan pemerintah. Terpenuhinya ketahanan pangan di suatu daerah sebagai simbol kesejahteraan masyarakat.

“Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat Kota Tasikmalaya. Agar tidak terjadi kelangkaan, masyarakat dan pemerintah mesti menyediakan bahan pangan sesuai dengan potensi daerah dan kebutuhan masyarakat,” ujarnya. Dengan begitu, nantinya bisa menyuplai permintaan penduduk di Kota Tasikmalaya.

Hal itu bisa diwujudkan dengan memberikan alternatif pangan yang beragam dan bergizi, artinya terdapat lebih dari satu macam jenis pangan dalam piring sekali makan yang dapat memenuhi komponen gizi secara lengkap.

“Kota Tasikmalaya perlu percepatan konsumsi penganekaragaman pangan yang memenuhi gizi, sehat, aman,” katanya. Caranya, pekarangan ditanami sayuran, buah-buahan, ubi-ubian. Sehingga terwujud budaya keluarga dengan pola konsumsi pangan B2SA. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: