Keinginan untuk Berubah Menjadi Lebih Baik Adalah Keberkahan, Begini Pesan Gus Baha

Keinginan untuk Berubah Menjadi Lebih Baik Adalah Keberkahan, Begini Pesan Gus Baha

Pesan Gus Baha tentang hikmah diberikan kecondongan hati untuk menjadi lebih baik. --Foto: Tangkapan layar instagram

RADARTASIK.COM - Ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kajian Gus Baha. Salah satu pesan yang penuh hikmah adalah tentang pentingnya keinginan untuk bertaubat dan harapan baik bagi generasi penerus.

Dalam salah satu ceramahnya, Gus Baha menyampaikan bahwa meskipun seseorang belum sepenuhnya mampu bertaubat, keinginan untuk berubah saja sudah merupakan anugerah yang besar.

"Barokahnya hidup itu kita bisa taubat, setidaknya ingin taubat. Kalau nggak bisa taubat, ingin taubat," ujar Gus Baha.

Pesan ini mengandung makna bahwa langkah menuju perbaikan diri, meskipun terasa berat, sudah menjadi bentuk keberkahan. Niat untuk berubah adalah bukti bahwa Allah telah memberikan kecondongan hati kepada kebaikan.

Keinginan untuk berubah, sebagaimana disampaikan Gus Baha, adalah sesuatu yang patut disyukuri karena menjadi awal dari transformasi positif. Kecondongan ini juga tercermin pada harapan para orang tua terhadap anak-anak mereka.

Meskipun banyak orang tua memiliki kekurangan di masa lalu, mereka tetap berharap agar anak-anak mereka menjadi pribadi yang lebih baik.

"Makanya di Indonesia itu banyak (mohon maaf), banyak maling yang anaknya itu sholeh. Karena kalau menasihati anaknya tetap begini: sudahlah nak, cukup bapak saja yang menjalani, kamu jangan. Bapak saja yang ngalami ini, kamu jangan," jelas Gus Baha.

Ungkapan ini menunjukkan bahwa bahkan di tengah kekhilafan, manusia tetap memiliki keinginan kuat untuk mewariskan kebaikan kepada generasi berikutnya.

Gus Baha juga memberikan contoh lain: "Banyak di Indonesia orang nggak bisa baca Quran, anaknya Hafizh. Karena setiap kebodohan itu tidak diwariskan. Sudah Nak, bapak saja yang bodoh, kamu jangan."

Kita sering melihat bagaimana orang tua yang kurang berpendidikan tetap berusaha agar anak-anak mereka bisa mengenyam pendidikan setinggi mungkin. 

Gus Baha menjelaskan hal ini sebagai bentuk keberlanjutan kebaikan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

"Jadi, kebaikan begini itu akan terus-menerus diwariskan. Sehingga banyak orang yang nggak tamat SD, anaknya dosen. Nggak tamat SMP, anaknya dekan," lanjut Gus Baha.

Pesan ini mengingatkan bahwa meskipun hidup penuh dengan keterbatasan, harapan dan usaha untuk memperbaiki diri dan keturunan adalah bentuk keberkahan yang sangat berarti.

Keinginan untuk bertaubat, meskipun baru sebatas niat, adalah langkah awal yang sangat berharga. Begitu pula dengan cita-cita orang tua agar segala keburukan berhenti pada dirinya saja dan kebaikan diwariskan kepada anak-anaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: