Tapak Suci Gelar Kejurwil di Umtas, Seleksi Atlet untuk Kejuaraan Dunia di Malang
Kejuaraan Wilayah Tapak Suci Tingkat Dewasa se-Jawa Barat di Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas), Jumat 25 Oktober 2024. istimewa--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas) menjadi tuan rumah Kejuaraan Wilayah Tapak Suci Tingkat Dewasa se-Jawa Barat yang berlangsung dari Kamis hingga Sabtu, 24-26 Oktober 2024.
Ratusan pesilat berbadan kekar dengan seragam merah bergaris kuning diagonal memadati lokasi di Jalan Tamansari Gobras, berkompetisi untuk memperebutkan posisi dalam ajang seleksi menuju Kejuaraan Dunia Tapak Suci 2025 di Malang, Jawa Timur.
Kejuaraan ini, yang telah digelar untuk keenam kalinya, dibuka oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat, Prof. Dr. KH Ahmad Dahan M.Ag.
Sebanyak 173 pesilat dari 21 Pimpinan Daerah (Pimda) Tapak Suci di kota dan kabupaten seluruh Jawa Barat turut serta.
Namun, beberapa Pimda tidak dapat mengirimkan atlet karena belum memiliki pesilat tingkat dewasa atau belum menyelenggarakan Musyawarah Daerah (Musyda) meski kegiatan Tapak Suci sudah ada di wilayahnya.
Ketua Pimpinan Wilayah Tapak Suci Jawa Barat, H. Mus Suherman, menyampaikan bahwa kejuaraan ini bukan hanya menjadi ajang evaluasi pembinaan cabang, tetapi juga sebagai seleksi calon atlet yang akan mewakili Jawa Barat di Kejuaraan Dunia Tapak Suci 2025.
"Kejuaraan Dunia ini merupakan yang kedua setelah pertama kali diadakan di Solo pada 2019," ujarnya, Jumat 25 Oktober 2024.
Kejuaraan mencakup kategori tanding dan seni. Pada kategori tanding, dibagi menjadi tanding putra dan putri, sedangkan kategori seni meliputi tunggal tangan kosong dan bersenjata, serta ganda tangan kosong dan bersenjata, baik untuk putra maupun putri.
BACA JUGA:Demi Bertemu Cristiano Ronaldo, Fans Asal China Nekad Tempuh 13 Ribu Km dengan Bersepeda
H. Mus juga berbicara tentang keberadaan Tapak Suci di luar negeri, yang kini sudah resmi hadir di 12 negara, termasuk Belanda, Singapura, Jerman, Taiwan, Yaman, dan lainnya.
"Di beberapa negara, Tapak Suci bahkan lebih dulu ada sebelum Muhammadiyah hadir. Ini menjadi pembuka jalan bagi dakwah Muhammadiyah di luar negeri," ungkapnya.
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa wasit dan juri mengenakan seragam kuning dengan sarung tangan berwarna berbeda sesuai posisi pesilat.
Penilaian dilakukan secara digital menggunakan gawai, dengan kamera pengawas untuk memastikan transparansi dan objektivitas seperti teknologi VAR pada sepak bola.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: