Minim Pengetahuan Soal Kesehatan Mulut dan Gigi, Warga Kota Tasikmalaya Dites Mahasiswa
Mahasiswa S1 Keperawatan Umtas mengedukasi cara merawat gigi dan mulut kepada siswa SDN 1 Setiamulya. ayu sabrina / radar tasikmalaya --
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Guru, murid, dan orangtua di SDN 1 Setiamulya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya menjalani tes pengetahuan soal kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh Tim Keperawatan Anak Sehat dan Sakit Akut Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas) pada Jumat pekan lalu.
Hasil tes menunjukkan bahwa sebagian besar warga sekolah tidak memahami penyakit yang dapat menyerang indera pengecap mereka.
“Menurut pemeriksaan dan data lapangan saat pemeriksaan gigi, orang tua tidak tahu hal-hal yang harus diperhatikan terkait kesehatan dan kebersihan mulut. Pengetahuan mereka hanya sekitar 50% dan hanya sebatas menyikat gigi saja,” kata M. Iqbal Fajar Setiawan, mahasiswa S1 Keperawatan.
Sebanyak 30 siswa kelas 1 yang berusia 6–7 tahun mengikuti serangkaian tes dengan didampingi guru dan orangtua mereka.
BACA JUGA:Rincian Lowongan Kerja di Job Fair Cianjur 2024 yang Dibuka 30 Perusahaan
Menurut Iqbal, penting bagi orangtua untuk mengetahui informasi tentang penyakit mulut, terutama karena anak-anak mereka menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dibandingkan di sekolah.
"Pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, diperlukan kondisi kesehatan yang baik termasuk kesehatan gigi dan mulut," jelasnya.
Iqbal juga menyoroti bahwa budaya warga di Tamansari masih ketinggalan. Dengan kondisi geografis yang lebih dekat dengan alam, para ibu dan bapak lebih banyak menghabiskan waktu bekerja di sawah atau ladang, daripada menonton tayangan edukasi kesehatan.
Pemerataan sumber daya kesehatan masih menjadi tantangan bagi Kota Tasikmalaya. Akses ke layanan kesehatan masih menjadi pekerjaan rumah di beberapa daerah hingga kini.
Seperti yang dikatakan oleh orang tua siswa, Sinta (42), yang mengaku butuh waktu 10 menit untuk mengakses klinik terbaik dari rumahnya.
“Ya lumayan jauh dari rumah. Kami senang kalau ada edukasi seperti ini, langsung praktek. Apalagi yang lebih jauh, boro-boro soal penyakit mulut dan gigi. Kadang mereka sakit apa saja masih menggunakan yang alami-alami,” katanya.
Iqbal juga menambahkan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini diisi dengan pemaparan materi mengenai kesehatan gigi dan mulut, melalui pengisian pre-test dan post-test.
Beragam materi diberikan kepada guru dan orangtua dengan harapan mereka akan lebih baik dalam mengajarkan anak-anak menjaga kesehatan mulut dan gigi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: