Tonase Sampah Statis, Pertanda Program Pj Wali Kota Tasikmalaya Soal Plastik Sekali Pakai Gagal?
Tumpukan sampah di TPST Depo Dadaha Kota Tasikmalaya. ayu sabrina / radar tasikmalaya--
BACA JUGA:Francisco Rivera Langsung Gacor di Persebaya, Bareng Malik Risaldi Cetak 1 Gol dan 2 Assist
Namun, bukan hanya Perwalkot itu saja yang diluncurkan Cheka guna menekan angka produksi sampah. Paranje Tasik, yang diluncurkan pada 28 Maret lalu juga tidak berdampak begitu besar.
Dalam peluncurannya kala itu, Cheka menyebut Paranje akan berperan mengurangi sampah domestik, sebab sebagian besar menjadi maggot.
UPTD Pengelola TPA Ciangir, mencatat kiriman sampah ke lumbung limbah itu, masih berkutat di angka yang sama alias statis.
“Belum ada penurunan yang signifikan. Masih sama 180-200 ton per hari,” jelas Deni.
BACA JUGA:Viman Alfarizi Ramadhan dan Nurhayati Bahas Potensi Koalisi di Pilkada 2024 Kota Tasikmalaya
Angka itu, kata Deni, terhitung sejak Januari hingga Juni 2024. Selama itu pula program-program besutan Cheka muncul, tetapi tidak berdampak.
Di sisi lain, Feri menyebut bahwa tidak bisa secara mandiri pihaknya menyelesaikan persoalan sampah. Dalam Perwalkot PSP itu saja, ia mesti mengerahkan tim koordinasi yang di dalamnya termasuk unsur kecamatan dan kelurahan.
“Kalau itu sebagian masuk tim koordinasi pembatasan plastik sekali pakai, termasuk unsuk kecamatan dan kelurahan,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: