Kekerasan Terhadap Anak di Garut Mengalami Peningkatkan, DPPKBPPPA Terus Lakukan Edukasi

Kekerasan Terhadap Anak di Garut Mengalami Peningkatkan, DPPKBPPPA Terus Lakukan Edukasi

Kegiatan workshop terkait perlindungan anak di satuan pendidikan Kabupaten Garut. agi sugiana / radar tasikmalaya--

Kekerasan Terhadap Anak di Garut Mengalami Peningkatkan, DPPKBPPPA Terus Lakukan Edukasi

GARUT, RADARTASIK.COM - Dalam upaya meminimalisir terjadinya kekerasan terhadap anak, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Garut terus melakukan edukasi terhadap anak-anak muda.

Salah satunya siswa-siswi yang mendapat edukasi dari DPPKBPPPA ini berada di lingkungan pendidikan baik SMP maupun SMA.

Seperti kemarin Rabu 27 Maret 2024, Dinas DPPKBPPPA kabupaten Garut kembali menggelar kegiatan workshop yang membahas tentang bulying terhadap anak gang dilaksanakan di Sekolah Persatuan Islam (Persis) Kabupaten Garut.

BACA JUGA:Akibat 5 Bangunan di Singaparna Tasikmalaya Terbakar, Arus Lalu Lintas Tasik-Garut Sempat Terganggu

Kepala Bidang Perlindungan Anak DPPKBPPPA Kabupaten Garut, Budi Kusmawan mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan ini adalah bagian dari implementasi terkait dengan Perda Anti Maksiat.

"Kita di bidang Perlindungan Anak, menjadi salah satu anggota di kelompok kerja hubungan masyarakat dan advokasi," paparnya.

Ia menerangkan, pihaknya harus lebih sering melakukan upaya sosialisasi maupun penyuluhan kepada para siswa di tingkat SMP/SMA.

Dengan harapan mereka bisa menghindari terkait tidak melakukan bullying, bijak menggunakan media sosial, termasuk menghindari terkait dengan pernikahan di bawah umur.

BACA JUGA:SMAN 5 Tasikmalaya Berbagi Ribuan Paket Sembako Ramadhan, Sasar Petugas Kebersihan

Budi menjelaskan, di tahun 2024 ini pihaknya sudah mendatangi lebih dari 20 sekolah dalam rangka mengedukasi siswa-siswi terkait dengan kekerasan terhadap anak.

"Tahun Anggaran 2024 ini kita sudah hampir di 22 sekolah setingkat SMP dan SMA, kita terus berkeliling untuk memberikan sosialisasi dengan harapan anak-anak kita bisa terhindar dari tindakan kekerasan-kekerasan," jelasnya.

Alasan pihaknya memilih satuan pendidikan adalah karena lebih gampanh untuk mengumpulkan orangnya disamping itu juga pihaknya sudah punya MoU dengan Dinas Pendidikan maupun dengan KCD wilayah 11 yang menaungi SMA/SMK.

Selain itu juga pihaknya menyisir remaja di desa lewat Forum Komunikasi Remaja Desa, mereka kumpulkan anak-anak dan pihaknya terjun ke sana untuk memberikan sosialisasi terkait bullying.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: