Cerita Siswa SDN Tamanggung Kabupaten Tasikmalaya yang Tiap Hari belajar Lesehan

Cerita Siswa SDN Tamanggung Kabupaten Tasikmalaya yang Tiap Hari belajar Lesehan

Siswa SDN Tamangung di Desa Toblongan, Kecamatan Bojongasih, Kabupaten Tasikmalaya, terpaksa belajar lesehan karena tak tersedia mebeler yang layak dipakai. Istimewa--

BACA JUGA:Didukung oleh BRI Peduli, Intip Kegiatan Bertani di Tengah Kota Medan

"Iri pak kalau melihat sekolah lain. Duduknya di kursi. Kami belajar dengan alas tikar, bahkan sesekali tidak menggunakan alas. Kami ingin pak seperti siswa yang lainnya belajar di atas meja dan duduk di kursi," tambahnya.

Nadif berharap, sekolahnya itu segera mendapatkan bantuan untuk kursi dan meja. Termasuk ada perbaikan ruang kelas. 

"Harapan saya dan teman-teman bisa belajar di atas kursi dan meja, tidak lesehan seperti sekarang ini. Bahkan kami tidak harus membersihkan kelas karena air masuk dari atap ketika turun hujan," harapnya.

Diberitakan sebelumnya, dunia pendidikan di Kabupaten Tasikmalaya sepertinya memiliki permasalahan yang belum bisa diselesaikan hingga saat ini. Baik permasalahan sarana maupun prasarana. 

BACA JUGA:Punya Kisah Legenda, Situ Bagendit dan Situ Cangkuang Justru Jadi Destinasi Wisata Favorit di Kabupaten Garut

Hal itu seperti yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tamanggung Kampung Magelang, Desa Toblongan, Kecamatan Bojongasih, Kabupaten Tasikmalaya. Karena tidak memiliki mebeler yang memadai, siswanya terpaksa belajar lesehan setiap hari.

Tak tangung-tangung, proses pembelajaran dengan cara lesehan itu berjalan selaman 10 tahun di sekolah tersebut. Artinya proses pembelajaran seperti itu terjadi sejak tahun 2014 lalu. 

"Mebeler seperti bangku dan kursi di sekolah ini rusak parah sehingga tidak bisa dipergunakan kembali. Siswa terpaksa harus belajar lesehan tanpa alas duduk," ujar Operator Sekolah Sekaligus Guru SDN Tamanggung, Asep Sugianto saat dihubungi, Selasa 9 Januari 2023.

Akibat mebeler berupa kursi dan bangku sudah dalam kondisi rusak parah dan disimpan di gudang, siswa kelas IV dan kelas V harus belajar dengan lesehan atau belajar di lantai. 

BACA JUGA:Tak Terima Inter Milan Dituduh Dibantu Wasit, Marco Materazzi Turun Gunung: Lihat Pertandingan Juventus

Sedangkan untuk kelas lainnya yakni kelas I, II, III dan VI, menggunakan mebeler kursi dan meja yang sudah diperbaiki seadanya, yaitu bagian kaki kursi dan meja. Itu pun dipakai satu meja oleh tiga siswa. 

"Sejak tahun 2014 Pak rusaknya. Sebagian besar mebeler sudah tidak bisa dipergunakan. Kalau yang masih bisa digunakan bangku dipakai bertiga oleh siswa," terangnya.

Asep menjabarkan, selain mebeler yang rusak, ada permasalahan lainnya juga dialami oleh SDN Tamanggung. Yakni kekurangan ruang kelas. Saat ini, dengan jumlah 83 siswa, ruang kelas yang tersedia hanya ada 4 ruangan. 

"Untuk siswa yang tidak mendapatkan kelas terpaksa belajar di rumah dinas kepala sekolah," bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: