Aktivitas 68 Gunung Api Aktif Dipantau 24 Jam, Dua Gunung Berstatus Waspada dan Siaga

Aktivitas 68 Gunung Api Aktif Dipantau 24 Jam, Dua Gunung Berstatus Waspada dan Siaga

PVMBG patau aktivitas 68 gunung api aktif selama 24 jam.-Kementerian ESDM-

Proses penunjaman mengakibatkan pelelehan batuan kerak bumi. Bagian batuan yang meleleh mempunyai berat jenis lebih ringan dibanding batuan sekitarnya. Sehingga, batuan bergerak mengapung menuju permukaan kemudian membentuk gunung api.

Nah, proses penunjaman dan pelelehan batuan kerak bumi bercampur dengan batuan mantel. Sebagian demi bagian berjalan secara menerus yang mengakibatkan erupsi secara periodik dari gunung api.

BACA JUGA: Arrigo Sacchi: Inter Milan Favorit Juara, AC Milan Harus Bermain Sebagai Tim Agar Bisa Bersaing

Di Indonesia tersebar sebanyak 127 gunung api. Jumlah itu sekitar 13% jumlah gunung api di dunia. Gunung api tersebut membentuk busur kepulauan dan membentang dari ujung barat sampai timur.

Yaitu, dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Bagian Utara dan Kepulauan Sangir Talaud.

Beberapa gunung api yang kini menunjukkan peningkatan aktivitas kegunungapian di antaranya Gunung Lokon dan Gunung Anak Krakatau.

Gunung Lokon dan Gunung Anak Krakatau

BACA JUGA: Tragis! Ayah Rudapaksa Anak Berkali-kali di Garut, Korban Diancam Tidak Diberi Makan

Gunung Api Lokon berada di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Saat ini aktivitas Gunung Lokon masih tetap Level II alias Waspada.

Aktivitas vulkanik gunung tersebut dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) di Kelurahan Kakaskasen Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon, Sulawesi Utara.

Petugas PPGA mencatat Gunung Lokon menunjukkan peningkatan aktivitas asap kawah sejak pukul 00:00 - 06:00 WITA tercatat setinggi 25 - 150 meter dari kawah Tompaluan.

Peningkatan aktivitas asap kawah diikuti peningkatan kegempaan berupa gempa vulkanik dangkal sebanyak 25 kali, gempa vulkanik dalam sebanyak 5 kali, gempa hembusan sebanyak 3 kali dan gempa tektonik jauh 3 kali.

BACA JUGA: LUAR BIASA! Alam Lestari di Kampung Dumaring Juara 3 Nasional KLHK 2022, Lagi Raih Prestasi Tingkat Nasional

Berdasarkan data visual dan instrumental terindikasi bahwa ada peningkatan tekanan di bagian dangkal alias permukaan setelah terekamnya gempa vulkanik dangkal yang berasosiasi dengan pelepasan gas hembusan.

Potensi ancaman bahaya aktivitas Gunung Lokon saat ini adalah erupsi freatik alias erupsi yang diakibatkan kontak magma dengan air hidrotermal secara tiba-tiba dan diikuti dengan erupsi freatomagmatik-magmatik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: