Indonesia Bisa Jadi ’Raja’ Kalau Fokus dalam Mengembangkan Industri Nikel
Dalam pembuatan baterai kendaraan listrik, beberapa mineral diperlukan, termasuk nikel, lithium, dan kobalt.--
Indonesia Bisa Jadi ’Raja’ Kalau Fokus dalam Mengembangkan Industri Nikel
RADARTASIK.COM – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa peran nikel dalam pembuatan baterai kendaraan listrik sangat penting, terutama dibandingkan dengan mineral lithium.
Dalam pembuatan baterai kendaraan listrik, beberapa mineral diperlukan, termasuk nikel, lithium, dan kobalt.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri, Agus Tjahajana Wirakusumah, menjelaskan bahwa nikel memiliki peran yang paling besar dalam pembuatan baterai, mencapai 16% dari total material yang dibutuhkan.
Sementara itu, lithium hanya sekitar 3% dan kobalt sekitar 4,3%.
Agus menjelaskan bahwa ketergantungan pabrik dalam industri kendaraan listrik lebih fokus pada nikel.
Meskipun lithium juga penting, nikel tetap menjadi bahan utama yang dibutuhkan dalam pembuatan baterai.
Ini membuat nikel memainkan peran penting dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, meskipun Indonesia tidak memiliki cadangan lithium.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) sebelumnya mengungkapkan bahwa Indonesia sedang membangun pabrik katoda baterai lithium di dalam negeri dengan investor China.
Pabrik ini akan memiliki kapasitas produksi hingga 60 ribu ton.
Investor China yang terlibat dalam proyek ini adalah BTR New Material Group Co Ltd.
Mereka juga sedang membangun fasilitas produksi anoda dengan kapasitas hingga 80 ribu ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: