Kondisi Psikologis Remaja Korban Penculikan di Singaparna, Tasikmalaya, Membaik, Mudah-Mudahan Cepat Pulih

 Kondisi Psikologis Remaja Korban Penculikan di Singaparna, Tasikmalaya, Membaik, Mudah-Mudahan Cepat Pulih

Kapolres Tasikmalaya, AKBP Rimsyahtono menjelaskan, tersangka Er melakukan tindakan pidana penculikan.

Tersangka Er, kata AKBP Rimsyahtono, menculik korban GP dari rumah orang tuanya. GP menjadi jaminan utang orang tuanya sebesar Rp 82 juta.

Menurut AKBP Rimsyahtono, pada Selasa 24 Mei 2022, tersangka Er mendatangi rumah korban untuk menagih utang.

Pada pukul 23.00, di rumah korban, tersangka Er tidak mendapati orang tua GP. Yang ada hanya GP. Tersangka Er pun membawa korban. 

"Penculikan itu lebih dari 24 jam," kata AKBP Rimsyahtono kepada wartawan di Mako Polres Tasikmalaya Selasa (7/6/2022).

Saat itu, tersangka Er mengancam korbannya. Dia memberikan pilihan agar korban mau ikut dengannya.

Tersangka Er, kata AKBP Rimsyahtono, saat itu juga memperhatikan peluru dan borgol yang sudah disiapkan. 

"Itu agar korban ikut dengan pelaku dan dijadikan jaminan dan ditebus oleh orang tua korban," ungkap AKBP Rimsyahtono.

Motif tersangka Er menculik korbannya, kata AKBP Rimsyahtono, karena memiliki perselisihan utang piutang dengan ayah korban sebesar Rp 82 juta. 

"Tujuan menculik korban ini agar ayah korban bisa menemui pelaku dan membayar utangnya kepada pelaku," katanya.

Polisi berhasil mengamankan Er pada 4 Juni 2022 di rumahnya di Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. 

Saat diamankan di rumahnya, tersangka Er, kata Kapolres, tengah mengkonsumsi narkoba dan membawa senjata tajam. 

"Kita juga menggeledah rumah pelaku untuk mencari barang bukti, kita temukan 19 senjata tajam berbagai ukuran, 1 buah double steak, 5 peluru masih aktif, 2 buah borgol dan 1 buah kapak," jelas AKBP Rimsyahtono.

Atas perbuatannya tersangka Er diancam dengan pasal 328 KUHPidana Penculikan.

Sementara itu korban GP, kata kapolres, tengah mendapatkan bimbingan psikologi di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Tujuannya agar trauma korban hilang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: