Setelah Polandia, Kini Giliran Bulgaria Yang Dihentikan Pasokan Gasnya Oleh Rusia
Radartasik.com, Bulgaria, Raksasa energi Rusia Gazprom menghentikan pengiriman gas ke Bulgaria pada hari Rabu (27/04/2022) kemarin menurut kementerian energi Negara Bulgaria.
Berita itu muncul setelah perusahaan Saint Petersburg mengkonfirmasi akan menghentikan pasokan ke Polandia dan Bulgaria setelah kedua negara menolak untuk membayar pasokan energi dalam bentuk mata uang rubel.
Kementerian mengumumkan berita dan menambahkan bahwa tidak akan ada kebutuhan mendesak bagi konsumen untuk menjatah penggunaan gas mereka.
Diketahui Bulgaria bergantung pada pasokan gas Rusia sekitar 90% dengan sisanya berasal dari Azerbaijan.
Bulan lalu juru bicara perusahaan energi negara Bulgaria, Bulgargaz mengatakan kepada wartawan bahwa mulai musim panas ini Azerbaijan yang akan menyediakan seluruh pasokan negara itu meskipun dengan harga yang lebih tinggi.
BACA JUGA:Rusia Mendenda Wikipedia
Lebih jauh ke depan, pemerintah Bulgaria berencana untuk menghubungkan negara itu ke terminal Liquefied Natural Gas (LNG) yang belum selesai di Yunani, di mana gas akan diimpor dengan kapal dari AS.
Berita penghentian itu muncul tak lama setelah perusahaan energi negara Polandia PGNiG mengkonfirmasi bahwa mereka juga telah menerima pemberitahuan dari Gazprom bahwa aliran gas Rusia akan dimatikan.
Kedua negara telah menolak untuk membayar gas Rusia dalam rubel, karena Moskow telah menuntut semua negara yang "tidak bersahabat" melakukannya mulai minggu ini.
Kontrak 10 tahun Bulgaria dengan Gazprom saat ini akan berakhir pada akhir tahun ini, tetapi kementerian mengatakan bahwa Bulgargaz tidak akan menyelesaikan kontrak jika harus membayar dalam rubel, mereka menyatakan bahwa pengaturan itu menimbulkan risiko signifikan bagi Bulgaria.
Sedangkan beberapa pembeli gas Rusia telah mengisyaratkan bahwa mereka mungkin dapat menyetujui tuntutan Moskow.
Dikutip dari Rusiian Today, Uniper, importir utama Jerman untuk gas Rusia mengatakan akan memungkinkan untuk membayar pasokan di masa depan tanpa melanggar sanksi Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: russian today