Petani Pertanyakan Surplus Retribusi DKP3 Kota Tasikmalaya

Petani Pertanyakan Surplus Retribusi DKP3 Kota Tasikmalaya

Ilustrasi petani. istimewa-tangkapan layar ponsel--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Tasikmalaya mendapat pujian dari Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah, atas kinerja triwulan II mereka, belum lama ini, 20 Agustus 2024.

 DKP3 meraih predikat terbaik setelah berhasil mencapai 77,61% dari target tahunan pendapatan retribusi sebesar Rp174.677.500 hingga Agustus 2024. 

Plt Sekretaris DKP3 Kota Tasikmalaya, Heru Susanto, mengungkapkan bahwa pendapatan retribusi mencapai Rp135,59 juta, yang diperoleh dari tarif Balai Benih Induk (BBI), UPTD Depo Pasar Ikan, dan Rumah Potong Hewan (RPH).

Namun, Nandang Suryana, Ketua Tani Merdeka, merasa heran dengan pencapaian ini.

BACA JUGA:KPU Kabupaten Tasikmalaya Jelaskan Dampak Keputusan MK Terkait Ambang Batas Pencalonan Pilkada 2024

 Ia mempertanyakan fokus DKP3 yang lebih mengutamakan pendapatan asli daerah (PAD) dibanding pelayanan langsung kepada petani

Menurutnya, beberapa dinas, terutama yang berbasis pelayanan umum seperti DKP3, seharusnya tidak difokuskan untuk mengejar target PAD.

"Idealnya, fungsi Balai Benih Induk adalah menciptakan induk yang berkualitas untuk pemberdayaan masyarakat melalui usaha pembenihan rakyat, bukan malah berjualan bibit," tegas Nandang. 

Ia juga menyebutkan bahwa retribusi dari RPH menjadi salah satu penyebab naiknya harga daging di pasaran.

BACA JUGA:Tasik Wedding Festival kembali Hadir: Ajang Bergengsi Vendor Pernikahan Tumbuh dan Bersinar Bersama

Selain itu, Nandang mengkritik program Gerakan Pangan Murah yang digelar Pemkot Tasikmalaya, yang menurutnya justru merugikan pedagang kecil. 

"Pasar murah itu malah membunuh warung-warung dan toko-toko kecil," ujarnya, seraya meminta evaluasi dari pemerintah.

Nandang menegaskan bahwa jika DKP3 hanya fokus mengejar PAD tanpa memperhatikan pelayanan kepada petani dan masyarakat, sebaiknya dilakukan evaluasi menyeluruh. 

"Ini akan jadi bom waktu jika terus menerus toko dan warung kecil tertekan," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: