Waspadai Potensi Hujan Sangat Lebat Hingga Ekstrem, Suhu Udara di Thailand Mencapai 52 Derajat Celcius
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika meminta masyarakat mewaspadai potensi hujan sangat lebat hingga ekstrem.-BMKG-
Fenomena suhu panas di Indonesia bukan merupakan heat wave alias gelombang panas. Karena, suhu panas memiliki karakteristik fenomena yang berbeda dengan gelombang panas.
Suhu panas hanya dipicu faktor pemanasan permukaan sebagai dampak dari siklus gerak semu matahari sehingga dapat terjadi berulang dalam setiap tahun.
Sementara Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani menjelaskan di sebagian besar wilayah di Indonesia, bulan April merupakan periode peralihan musim hujan ke musim kemarau.
Karena itu, ia mengingatkan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dan angin puting beliung bahkan fenomena hujan es.
Salah satu ciri peralihan musim hujan ke musim kemarau adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari yang didahului udara hangat dan terik sejak pagi hingga siang hari.
Kondisi tersebut terjadi karena radiasi matahari yang diterima sejak pagi hingga siang hari cukup besar. Selain itu memicu proses konveksi atau pengangkatan massa udara dari permukaan bumi ke atmosfer yang memicu pembentukan awan.
Sedangkan karakteristik hujan pada periode peralihan musim hujan ke musim panas cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.
Jika kondisi atmosfer menjadi labil/tidak stabil, maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus akan meningkat.
BACA JUGA: Kota Yogya - Bandara YIA Lebih Cepat Pakai Kereta Dibanding Kendaraan Darat, Ayo Mau Pilih Mana?
Awan Cumulonimbus inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es.
Dalam dua hingga tiga hari ke depan, potensi labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di hampir sebagian besar wilayah Indonesia.
Meski perlu tetap waspada terhadap potensi bencana terutama banjir yang sewaktu-waktu dapat terjadi, Andri mengimbau agar masyarakat tetap tenang.
Kemudian, masyarakat mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing khususnya di daerah rawan bencana dan melakukan langkah-langkah sederhana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: bmkg