Waspadai Potensi Hujan Sangat Lebat Hingga Ekstrem, Suhu Udara di Thailand Mencapai 52 Derajat Celcius

Waspadai Potensi Hujan Sangat Lebat Hingga Ekstrem, Suhu Udara di Thailand Mencapai 52 Derajat Celcius

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika meminta masyarakat mewaspadai potensi hujan sangat lebat hingga ekstrem.-BMKG-

JAKARTA, RADARTASIK.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mencatat masih terjadi hujan sangat lebat hingga ekstrem sejak tanggal 22 April 2024.

Hujan sangat lebat hingga ekstrem terjadi di beberapa wilayah di Indonesia seperti di Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

BMKG memprediksi sekitar 63% wilayah zona musim mengalami awal musim kemarau bulan Mei hingga Agustus 2024. Namun beberapa wilayah masih cukup basah dan terjadi hujan periode pertengahan April 2024.

Selain potensi hujan lebat hingga ekstrem, gelombang panas sudah melanda beberapa negara Asia dan Asia Tenggara pada awal pekan ini.

BACA JUGA: Mayat Pria Ditemukan di Hutan Gunung Galunggung, Korban Diperkirakan Meninggal Sebulan Lalu

Sebagai negara terdekat Indonesia, suhu udara di Thailand mencapai 52 Derajat Celcius. Sedangkan suhu udara di Indonesia di atas 36,5 Derajat Celcius.

Tinggi suhu udara di Indonesia tercatat di beberapa wilayah. Tanggal 21 April 2024, suhu udara di Medan, Sumatra Utara mencapai 37 Derajat Celcius. Suhu udara di Saumlaki, Maluku, mencapai 37,8 Derajat Celcius. Pada tanggal 23 April 2024, suhu udara di Palu, Sulawesi Tengah, mencapai 36,8 Derajat Celcius.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyatakan BMKG mengidentifikasi masih ada potensi peningkatan curah hujan secara signifikan dalam sepekan ke depan.

Peningkatan curah hujan berpotensi terjadi di sebagian besar Sumatera, Jawa bagian barat dan tengah, Sulawesi dan Maluku, sebagian Kalimantan dan sebagian besar Papua.

BACA JUGA: Pilkada 2024 Kota Tasikmalaya, Pengusaha, Ketua MUI, Aktor dan Seniman Ambil Formulir PKB di Menit Akhir

Potensi hujan tinggi terjadi karena aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial serta kondisi suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Indonesia.

”Hal ini tentu saja dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah di Indonesia,” ujar dia dalam keterangan pers BMKG.

Terkait fenomena suhu panas di Indonesia, ia menjelaskan hal tersebut terjadi karena posisi semu matahari pada bulan April berada dekat khatulistiwa.

Kondisi tersebut menyebabkan suhu udara di sebagian wilayah Indonesia menjadi relatif cukup terik pada siang hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: bmkg