Penting! Tata Laksana P3K Jadi Bahan Penyusunan SOP Patroli LPHD Pangalima Jerrung Kampung Dumaring
Anggota LPHD Pangalima Jerrung mempraktikkan teknik kompresi dada dalam bimbingan tim medis RSUD Talisayan pada pelatihan P3K di objek wisata Taman Sungai Dumaring, Rabu, 21 Februari 2024. -Soni Herdiawan-Radar Tasikmalaya TV
BERAU, RADARTASIK.COM - Tata laksana pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) jadi poin penting pembahasan warga Kampung Dumaring, khususnya yang berhimpun pada Lembaga Pengelola Hutan Desa atau LHPD Pangalima Jerrung Kampung Dumaring.
Warga dan pengurus LHPD Pangalima Jerrung Kampung Dumaring, mendapat materi pelatihan soal bantuan hidup dasar sebagai langkah P3K serta tindakan darurat.
Hadir sebagai pemateri adalah dr. Ferry Cahyanto, selaku dokter RSUD Talisayan. Disampaikan dr. Ferry, P3K serta tindakan darurat tidak hanya dilakukan tenaga medis saja, melainkan harus diketahui juga oleh masyarakat umum.
Seperti halnya bantuan hidup dasar dalam hal menangani pasien yang terkena henti jantung dan berhenti nafas.
BACA JUGA:Hasil Pelatihan, LPHD Pangalima Jerrung Akan Membuat SOP Patroli di Hutan Desa Dumaring
“Risiko (henti jantung dan berhenti nafas, Red) pasti ada. Apalagi di tengah hutan. Tidak menutup kemungkinan ada kejadian-kejadian seperti henti jantung,” ungkap dia.
Dengan begitu, Ferry menyarankan agar warga, khususnya anggota LPHD Pangalima Jerrung anggota unit pengelola kawasan wisata seperti di Taman Sungai Dumaring dan pelaksana kegiatan patroli dan pemantauan Hutan Desa Dumaring, juga wajib memiliki pengetahuan tentang bantuan hidup dasar.
“Bantuan hidup dasar merupakan tindakan darurat untuk menyelamatkan kehidupan seseorang yang mengalami kondisi medis yang mengancam nyawa,” terangnya.
Langkah pertama dalam bantuan hidup dasar, sambung dia, adalah melakukan cek kondisi kesadaran pasien. Kemudian melakukan pengecekan nadi karotis.
BACA JUGA:Jaga Kelestarian Hutan Mangrove, Warga Kampung Dumaring Melakukan Tanam Perdana Bibit Pohon Bakau
“Setelah dipastikan tidak sadar, langsung dilakukan kompresi jantung dengan perbandingan 30 banding 2. Dalam satu menit itu bisa kompresi sekitar seratus kali pijatan jantung, setelah itu dilakukan setiap 2 menit diulang-ulang sampai 5 siklus. Selanjutnya buka jalur nafas pasien, jika kondisi pasien belum menunjukkan respon, penolong bisa memberikan nafas buatan melalui mulut,” bebernya.
Langkah-langkah tersebut juga dipraktikkan Ferry yang dibantu tim medis dari RSUD Talisayan. Mereka juga mensimulasikan tata cara penanganan korban henti jantung dengan menggunakan alat peraga manekin phantom.
Ferry turut mengingatkan para pengurus LPHD Pangalima Jerrung saat memasuki hutan saat patroli rutin. Jika dihadapkan dengan orang tertusuk duri dengan luka robek terbuka dan dalam, harus menyegerakan membawa korban ke rumah sakit. “Ada risiko pendarahan, jadi segera dibawa ke rumah sakit,” saran dia.
Tips lain yang disampaikan Ferry adalah saat mengadapi orang pingsan. Menurutnya bisa dilakukan langkah seperti merangsang rasa nyeri pada korban. Atau bisa dengan menepuk-nepuk bahu sambil si korban dipanggil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: