Jaga Kelestarian Hutan Mangrove, Warga Kampung Dumaring Melakukan Tanam Perdana Bibit Pohon Bakau
Warga Kampung Dumaring melaksanakan tanam perdana pohon bakau di kawasan Hutan Mangrove Dumaring di Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Sabtu, 24 Februari 2024. -Soni Herdiawan-Radar Tasikmalaya TV
BERAU, RADARTASIK.COM – Tim Restorasi Program Kolaborasi Konservasi Mangrove Dumaring (Tim Restorasi Mangrove Dumaring) telah melaksanakan tanam perdana bibit pohon bakau, pada hari Sabtu, 24 Februari 2024.
Penanaman bibit pohon bakau di kawasan Hutan Mangrove Dumaring, yang terletak di wilayah Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, itu dilaksanakan dengan melibatkan warga Kampung Dumaring. Kegiatan dilaksanakan di areal pesisir yang dahulunya berupa Hutan Mangrove. Tutupan Hutan Mangrove di lokasi ini telah hilang sejauh 100 meter ke arah daratan akibat abrasi pantai dalam 20 tahun terakhir.
Agus Saptanudin, anggota Tim Restorasi Mangrove Dumaring, yang juga penggiat konservasi mangrove pantai selatan Jawa Tengah melalui lembaga Kelompok Peduli Lingkungan Pantai Selatan (KPL Pansela), menerangkan, pada tanam perdana, jumlah bibit pohon bakau yang ditanam sebanyak 750 bibit. Penanaman dilakukan dari pukul 10.00 WITA hingga sore.
Pada hari pertama itu, menurut Agus Saptanudin, rencananya jumlah bibit pohon bakau yang akan ditanam adalah sebanyak 1.500 bibit. Namun, target tersebut tidak tercapai lantaran ada gangguan alam. ”Pada sore hari, permukaan air laut sudah mulai naik sehingga menghambat kegiatan penanaman. Lubang tanam yang sudah dibuat langsung tertutup oleh lumpur dan pasir yang terbawa oleh air,” ujarnya.
BACA JUGA:Melestarikan Hutan Mangrove Dumaring Kabupaten Berau, Warga Dilatih Tata Cara Menanam Pohon Bakau
Sementara itu, dalam menjalankan penanaman, Agus Saptanudin menjelaskan, warga Kampung Dumaring menanam bibit pohon bakau di blok-blok yang sudah ditentukan. Setiap satu blok berukuran 50 meter x 50 meter. Untuk penanaman perdana ini, ada enam blok yang disediakan. ”Nanti akan dikerjakan semampu mereka (warga Kampung Dumaring, red). Jadi tidak ditarget satu-dua hari (penamanan di enam blok harus selesai, red),” tuturnya.
Penamanan bibit pohon bakau di kawasan Mangrove Dumaring menghadapi tantangan tersendiri. Tantangan tersebut adalah lumpur pantai yang bagus untuk menaman bibit pohon bakau sudah tertutup pasir.
Oleh karena itu, Tim Restorasi Mangrove Dumaring menerapkan teknik khusus dalam menanam bibit pohon bakau di kawasan Mangrove Dumaring. Teknik khusus yang dimaksud adalah membuat lubang tanam dengan cara mencangkul permukaan pasir hingga kedalaman minimal 15 cm.
”Polybag wajib tertanam semua dan ada space antara 3-5 cm di bagian atas polybag-nya,” ungkapnya.
BACA JUGA:Warga Dumaring dan LPHD Pangalima Jerrung Belajar Kesiapsiagaan Bencana dari Tagana Kemensos RI
Selain itu, menurut dia, Tim Restorasi Mangrove Dumaring juga menancapkan ajir yang berguna sebagai penegak sekaligus pengikat bibit pohon bakau yang ditanam. ”(Ajir, red) membantu menegakkan tanaman, juga mengurangi risiko kerusakan akibat hempasan arus air laut maupun sampah-sampah yang terbawa oleh air laut,” tuturnya.
Lusia Hope Watun, salah satu warga Kampung Dumaring yang turut serta dalam kegiatan penanaman, mengakui bahwa air pasang menghambat pekerjaannya dalam menanam bibit pohon bakau. Dia pun harus menunggu air surut untuk melanjutkan penanaman.
Lusia berharap bibit pohon bakau yang ditanam warga Kampung Dumaring bisa tumbuh besar sehingga kawasan Hutan Mangrove Dumaring tetap terjaga dan lestari. ”Mudah-mudahan (bibit pohon bakau yang ditanam, red) enggak ada yang mati,” ucapnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: