Rumah Warga Kampung Dumaring Terbakar, Tim Program Kolaborasi Konservasi Mangrove Memberikan Santunan

Rumah Warga Kampung Dumaring Terbakar, Tim Program Kolaborasi Konservasi Mangrove Memberikan Santunan

Penanggung Jawab Program Kolaborasi Konservasi Mangrove Dumaring, Sujatnika, didampingi Koordinator Program, Nandang Mulyana, mengunjungi keluarga korban kebakaran rumah, Muhammad Mustar dan Yuliana, di Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Ber-Sandy Abdul Wahab-Radar Tasikmalaya

BERAU, RADARTASIK.COM – Tim Program Kolaborasi Konservasi Mangrove Dumaring memberikan santunan kepada keluarga korban kebakaran rumah di Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.  

Rumah milik pasangan suami-istri Muhammad Mustar (49) dan Yuliana (36) itu terbakar pada Rabu, 6 Maret 2024. Seluruh bangunan rumah yang terbuat dari kayu hangus dilalap api. 

Yuliana menerangkan, kebakaran terjadi sekitar pukul 09.00 WITA. Saat itu, dia sedang berada di tempat bekerjanya di salah satu toko di Kampung Dumaring, sedangkan suaminya tengah berada di kebun mereka. 

Di rumah, hanya ada Rafiq Lilieu Moeslim (17), anak pertama Yuliana dari suami sebelumnya, Hardi Winata.

BACA JUGA:Pemerintah Kampung Dumaring Mengikuti Program Kampung Iklim, Penanaman Mangrove Jadi Bahan Penilaian

”Saya dihubungi anak saya, Alda (anak Muhammad Mustar dari istri sebelumnya, Yusliani, red), bahwa rumah kami terbakar,” ujarnya saat berbincang-bincang dengan tim Program Kolaborasi Konservasi Mangrove, Kamis, 7 Maret 2024.

Mendapat kabar rumahnya terbakar, Yuliana buru-buru meninggalkan tempat kerjanya. Dia sangat khawatir dengan situasi anaknya, Rafiq—penyandang disabilitas—yang berada di rumah sendirian. 

Tiba di area rumahnya, Yuliana melihat api telah melalap bangunan tempat tinggalnya. Banyak warga Kampung Dumaring yang telah berkerumun. 

Dia pun hendak memaksakan diri masuk ke rumahnya yang telah terbakar hebat untuk menyelamatkan Rafiq, anaknya. Namun warga mencegahnya karena anak pertamanya itu sudah diselamatkan. ”Ketika saya melihat anak saya (Rafiq, red), saya langsung pingsan,” ucapnya.

BACA JUGA:Jaga Kelestarian Hutan Mangrove, Warga Kampung Dumaring Melakukan Tanam Perdana Bibit Pohon Bakau

Selain Rafiq dan Alda Safrinda (21), pasangan Mustar dan Yuliana itu juga memiliki anak lainnya, yakni, Muhammad Khairil Ashauqi (2), Auliyah Zahra Rahmadani (6) yang tercatat sebagai murid TK, Ibnu Prima Winata (10) yang merupakan murid sekolah dasar kelas 3 dan Fabian Andika Ramadhan (14). Ibnu dan Fabian merupakan anak Yuliana dari Hardi Winata.

Saat kebakaran, keempat anaknya tersebut tidak berada di rumah. Khairil dititipkan di rumah Alda. Auliyah dan Ibnu sedang sekolah. Adapun Fabian mondok di Pondok Pesantren Darul Qur’an di Kecamatan Batu Putih.

Yuliana mengungkapkan, akibat kebakaran itu, dia mengalami banyak kerugian. Seluruh perabotan rumah tangga dan satu unit sepeda motor hangus terbakar. 

Selain itu, dokumen-dokumen penting juga terbakar, seperti Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK), Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu BPJS, dan buku tabungan bank. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: