Ternyata 20 Miliar Ongkos Jadi Wali Kota Tasikmalaya Termasuk Kecil Dibandingkan Daerah di Sumatera

Ternyata 20 Miliar Ongkos Jadi Wali Kota Tasikmalaya Termasuk Kecil Dibandingkan Daerah di Sumatera

Pemilihan Umum 2024 setelah selesai akan dilanjutkan pemilihan Wali Kota Tasikmalaya.-radartasik.com-

Modus operandinya banyak mobil lalu lalang memburu warga ynag akan ke TPS.

“Warga dimasukan ke mobil para penjudi, di dalam mobil dikasih uang dan rokok. Diarahkan memilih calon tertentu,” cerita Kang Jajat.

“Itu penjudi yang main. Saya alami begitu. Saya menyamar dan dibawa ke mobil lalu dikasih uang,” tandas pria berusia 60 tahunan itu.

BACA JUGA:Resep Es Kuwut Bali Ide Minuman Segar untuk Takjil Berbuka Puasa di Bulan Ramadhan 2024

Mobil yang digunakan para penjudi mempengaruhi pemilih, tambah Kang Jajat, unitnya banyak sekali di hari “H” pemilihan.

Kondisi ini membuat perhelatan demokrasi di Indonesia pada umumnya, analisa Kang Jajat, tidak akan benar.

Uang akan terus dijadikan cara untuk meraih dukungan suara. Walaupun tidak semua pemilih mau menerima uang.

Memang dari penelusuran Radartasik.com saat Pilpres 2024 dan Pileg, banyak juga warga pemilih yang menggunakan hak pilih tanpa ada yang memberi uang.

Mereka menggunakan hak pilih sesuai yang mereka inginkan. Hal itu diakui Irfan dan rekan-rekannya.

Pemilih dari generasi milenial itu mengaku tidak banyak kenal calon-calon anggota legislatif. 

"Saya pilih partainya saja," katanya.

Generasi Z, Abdillah, juga mengaku memilih tidak ada yang memberi uang. Termasuk istilah tusuk sate dia tidak paham.

Ketika memilih dia ikut kesepakatan orang tuanya saja. 

Sementara itu pengamat politik Asep Tamam berharap kepada generasi Z inilah yang akan menghentikan politik uang di masa depan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: