AS, Perancis dan Inggris Tak Mengecam Israel Setelah Bomnya Menghancurkan Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza

AS, Perancis dan Inggris Tak Mengecam Israel Setelah Bomnya Menghancurkan Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza

Korban jiwa berjatuhan di Rumah Sakit Al-Ahli yang terbakar hebat akibat terkena rudal Israel-Tangkapan Layar Telegram-

"Kita harus merespons. Kita harus merespons apa yang terjadi di Gaza," tegasnya.

Tanggapan atas serangan bom di Rumah sakit Sakit Al-Ahli juga datang dari Kepala biro politik gerakan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh yang menegaskan AS harus bertanggung jawab atas pembantaian tersebut.

"Tanggung jawab atas pembantaian ini ditanggung oleh musuh, yang menyerang rumah sakit, masjid, dan gereja di tempat yang sama, serta Amerika Serikat yang dengan terus-menerus melindungi musuh dan memungkinkannya melakukan pembantaian-pembantaian ini," kata Haniyeh dalam pidato video yang dipublikasikan di media sosial Hamas.

Ziad Shehadah, seorang dokter Rumah Sakit Al-Ahli menggambarkan pemboman Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza oleh Israel yang mengakibatkan 600 warga sipil meninggal dunia dan 900 lainnya terluka merupkan pembantaian.

Menurutnya, warga sipil di Jalur Gaza hanya mencari tempat aman untuk melindungi diri dari serangan bom Israel, namun, mereka semuanya kemudian terbunuh di tempat yang menurut hukum Internasional tidak boleh diserang.

“Mereka meninggalkan rumah mereka dan mencapai tempat yang mereka yakini aman, yakni sebuah rumah sakit, yang menurut hukum internasional adalah tempat yang aman,” ucap Ziad Shehadah.

“Orang-orang meninggalkan rumah mereka dan mereka pindah ke sekolah dan rumah sakit kami agar aman,” tambahnya. 

“Dan dalam satu menit, mereka semua terbunuh di rumah sakit,” terangnya.

Ziad Shehadah bahkan menyebut kejadian ini sebagai pembantaian dan memprediksi jumlah korban yang jatuh akibat pemboman Israel di Rumah Sakit Al-Ahli bisa mencapai 1.000 orang.

“Ini adalah pembantaian,” tegasnya.

Nebal Farsakh, seorang perwakilan Bulan Sabit Merah Palestina menggambarkan penghancuran Rumah Sakit ini sebagai kejahatan perang dan genosida saat diwawancarai oleh Al Jazeera.

“Ini adalah genosida. Ini adalah kejahatan perang,” kata Nebal Farsakh dari Bulan Sabit Merah kepada Al Jazeera dikutip dari RT. 

Menurutnya, Rumah Sakit Al-Ahli hanya dipenuhi warga sipil Palestina yang mencari perlindungan setelah Israel memerintahkan semua orang di utara Gaza untuk pergi.

“Mereka yang berada di depan rumah sakit terpaksa meninggalkan rumahnya atas perintah evakuasi. Mereka bahkan tidak mampu mengungsi ke selatan karena terjadi kehancuran total pada infrastruktur dan transportasi,” jelasnya.

“Apa yang terjadi sangat buruk karena orang-orang tersebut, semuanya adalah warga sipil,” kecamnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber