Iran: Pejuang Hamas Akan Menjadikan Jalur Gaza Kuburan Tentara Israel

Iran: Pejuang Hamas Akan Menjadikan Jalur Gaza Kuburan Tentara Israel

Ilustrasi pejuang Hamas -Tangkapan Layar X-

Sementara itu, Media Amerika, The Los Angeles Times, menganggap ambisi Israel menggulingkan Hamas di Jalur Gaza seperti invasi AS terhadap Irak dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Doyle McManus. 

McManus, yang memiliki pengalaman selama empat puluh tahun sebagai koresponden di Washington, Timur Tengah, dan tempat lain, mengakui bahwa sebelumnya tidak pernah terdengar bahwa Israel ingin menggulingkan Hamas.

McManus menyatakan bahwa operasi militer Israel sejauh ini tidak bertujuan menggulingkan Hamas karena biayanya yang tinggi. 

Ketika Hamas menembakkan roket, Israel merespons dengan serangan udara atau pasukan darat, lalu berundingkan gencatan senjata. Tujuannya adalah mengendalikan Hamas, dengan militer Israel menyebut operasi itu seperti "memotong rumput."

Namun, situasinya berubah setelah serangan pejuang Hamas, yang mendorong Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengganti pemerintahan di Jalur Gaza.

Israel merencanakan invasi darat besar-besaran setelah blokade, serangan udara, dan pengungsian warga sipil Palestina untuk mengusir Hamas dari Jalur Gaza. Namun, operasi ini diprediksi sulit dan mahal karena Hamas telah membangun pertahanan kuat selama bertahun-tahun.

Menurut Yuri Lyamin, seorang pakar militer Rusia, mengalahkan Hamas dalam pertempuran darat akan sulit karena Gaza adalah wilayah perkotaan yang padat dengan berbagai kelompok pejuang. Keunggulan senjata Israel mungkin kurang efektif dalam pertempuran jarak dekat.

Lyamin juga mencatat bahwa pejuang Palestina memiliki senjata anti-tank dan peluncur granat yang efektif dalam pertempuran perkotaan. 

Pasukan Israel akan menghadapi dilema setelah berhasil menggulingkan Hamas, yaitu siapa yang akan mengatur Gaza dan bagaimana menjaga keamanannya.

Rencana ambisius Israel dianggap tidak memecahkan masalah dan lebih seperti upaya balas dendam. Kehancuran dan korban jiwa bagi warga sipil yang tetap berada di Jalur Gaza akan menjadi konsekuensinya, dengan banyak negara Barat terlihat menutup mata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: