Hukuman Goreng

Hukuman Goreng

--

Mpok Dipa

Awalnya saya tanya ttg UT ke pak Zuhri, wkt itu buat anak teman yg baru lulus SMA. Ternyata anak saya yg lulus SMK berminat juga (mungkin dia lelah krn mau lanjut ke Fak yg sesuai ilmunya saat d SMK ga sampai sampai tabungannya). Akhirnya dia kuliah di UT sekarang sambil bekerja d hotel Raflles Kuningan. Semua dia biaya sendiri sampai membeli buku dan laptopnya hasil dari kerjanya. Thn ini harusnya anak yg no 1 lanjut S2 setelah S1 Sastra Prancisnya d Unnes kelar sekitar 5 th yg lalu. Kadarallah, sdh bayar pendaftaran, sdh bikin esai bebas utk syarat ujian masuk...eh giliran test masuk harus d RS krn DB. Hilang dah semuanya he he he. Semoga aja th depan masih punya semangat utk lanjut lagi, mumpung masing single dan punya biaya sendiri utk lanjut kuliah. Tinggal takdir Tuhan saja, mana yg lebih duluan menghampiri d tahun 2023 ini : Jodohnya atau pengumuman pendaftaran kuliahnya. Semangaaaat buat semua mahasiswa yg kuliah modal sendiri di seluruh negeri !!!! 

Abd Qohar

Secara administrasi, UT memang sangat bagus. Tetapi praktek di lapangan perlu dikaji lagi. UT memang bagus dalam membantu dalam pemenuhan target bahwa guru harus sarjana (S1), dimana dulu mayoritas guru, terutama guru SD hanya lulusa Diploma (D3). Namun seiring perkembangan waktu, dan sudah banyak guru yang sarjana, UT menerima banyak mahasiswa dari lulusan SMA. Sebagian besar mahasiswa UT mengambil jurusan keguruan, terutama PGSD, yang nantinya akan menjadi guru SD. Pada pembelajaran di UT setiap semester hanya 8 minggu, biasanya Sabtu-Minggu, bisa secara Online, dan mahasiswa bisa lulus dalam 8 atau 9 semester. Kita bandingkan dengan kuliah di kampus reguler, tiap semester minimal 16 minggu, hampir tiap hari mahasiswa masuk secara offline. Mahasiswa bisa lulus 8 atau 9 semester. Banyak teori dan praktek pembelajaran serta sikap dan karakter yang harus dicontohkan dan dipraktekkan secara luring di ruang kelas. Bagaimana membuka pelajaran, mengelola kelas, mengaktifkan siswa dalam diskusi, mencontohkan sikap yang baik, dan sebagainya dipelajari dengan praktek secara luring. Ini penting karena mereka adalah calon guru yang nantinya akan mendidik siswa secara langsung/luring di kelas. Mungkin kalau pembelajaran di sekolah sudah online semua dan tidak perlu mengajari sikap/karakter secara nyata, maka mencetak guru model online tersebut bisa dilakukan, dan UT akan menjadi yang terdepan. Mohon maaf, ini hanya usul agar pendidikan di Indonesia bisa lebih baik, secara nyata..

balagak nia

Ane sih kurang sepakat kalau keberhasilan UT ditandai dengan lulusannya banyak diterima sebagai ASN. Tahu sendiri khan kualitas pemerintahan kita....Kalau lulusannya ternyata banyak yg sukses sebagai professional nah itu baru top. Jadi ingat dulu waktu gonjang ganjing IPDN, salah satu alumninya dgn gagah bilang di TV kalau banyak alumni IPDN berhasil ditandai dengan sudah menyelesaikan S2, coba cek ASN kebanyakan yg penting ambil S2, mereka tambah pinter ya nggak. Katanya RG ijazah menandakan pernah sekolah bukan pernah berpikir....

Amat Kasela

Sekolah dan kampus itu cuma tempat sekolah formal, Om. Kita bisa mendapat ilmu pengetahuan dari mana saja. Tinggal kita mau belajar apa tidak? “Setiap Orang Menjadi Guru, dan Setiap Rumah Menjadi Sekolah,” kata Ki Hadjar Dewantara. Lanjut lagi, apa yang kita lihat, dengar, dan rasakan adalah pendidikan. Kita adalah pembelajar sepanjang hayat. Ttd. Perusuh tobat

Najib Habibie

Jurusan sosial di Universitas negeri dihapus saja, biarkan UT saja yang buka jurusan sosial. Universitas lainnya yang buka jurusan teknik.

Forsandy Kurniawan David

yang wisuda dijakarta cuman lulusan terbaik? wah berarti bapakku termasuk donk, kelas 6 sd aku diajak kejakarta bapak wisuda sarjana pendidikan bahasa inggris. bapak memang guru hebat ta henti-henti dia belajar meski sudah jadi PNS masih saja belajar, teman setianya radio BBC australia frekwensi SW itu.masih ingat bisik-bisik bapak dengan temannya "belajar yang keras, persiapkan ujian baik-baik, materu ujian UT lebih susah dibanding perguruan lain!!" iya makasih sahut bapak sambil bawa sekoper berisi kaset-kaset dan buku buku UT. dadi kangen bapak aku. 

Leong putu

"Selanjutnya coba perkenalkan diri Anda, Perusuh dari Bali" : kata Abah. "Hmmm...anu..bah..anu.. nama saya Leong Putu, karyawan swasta dan usaha sendiri...". . "jenjang pendidikan, bagaimana pak Putu ?". ".saya S3 Abah". ."wiiih luar biasa, beri tepuk tangan dooong. Punya usaha apa pak Putu ?". ".ada dech bah.... Saya ada dua usaha, satu sukses, satu masih gagal, dan masih akan di coba lagi". ".yang sukses usaha apa ?". ."usaha nambah anak". ."duuuuh....kalau yang gagal ?". ."usaha nambah istri bah...". ."....hmmmm...(say juga (dalam hati)...) ....baiklah ... baiklah....S3 nya jurusan apa ?". "S3 tehnik, Abah ". ."serius ?...tehnik apa ?" ."tehnik bikin anak, universitas terbuka ". ."ya iyalah....tehnik bikin anak, ya harus terbuka....hedeeeeh masak mau pakai celana jeans ? #$%$#%". ... #perusuh kok ditanya.

EVMF

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: