Peringatan dari WHO: Ada Obat Sirup Batuk Pilek Anak Bisa Sebabkan Gagal Ginjal Akut, Ini Nama-Namanya

Peringatan dari WHO: Ada Obat Sirup Batuk Pilek Anak Bisa Sebabkan Gagal Ginjal Akut, Ini Nama-Namanya

World Health Organization (WHO). Soal obat sirup batuk pilek, WHO memperingatkan ada 4 obat batuk sirup buatan India yang sebabkan gagal ginjal akut di Gambia. Image: istimewa/radarcirebon.com--

NEWYORK, RADARTASIK.COM— Peringatan dari WHO atau Badan Keseatan Dunia bahwa ada obat sirup batuk pilek anak bisa sebabkan gagal ginjal akut pada anak. 

Peringatan dari WHO itu muncul setelah ada empat obat sirup buatan India yang belakangan dilaporkan punya potensi sebabkan kematian.

Anadolu, kantor agensi asal Turki, menjelaskan kontaminasi obat sirup batuk pilek asal India ini dilaporkan terjadi di Gambia.

Dalam laporannya, empat obat sirup buatan India tersebut dikaitkan dengan gangguan ginjal akut dan kematian 66 anak di negara Afrika tersebut.

BACA JUGA: Daftar Obat Sirup Harus Ditarik dari Peredaran dan Dimusnahkan, Cek di Sini

"Empat obat tersebut adalah obat sirup batuk dan pilek yang diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited di India,” tulis WHO dalam postingannya di Twitter.

“WHO sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan perusahaan dan otoritas di India," sambung badan kesehatan PBB itu.

Sementara empat obat sirup buatan India yang masuk dalam daftar peringatan WHO ini, adalah seperti Makoff Baby Cough Syrup, Magrip N Cold Syrup, Promethazine Oral Solution dan Kofexmalin Baby Cough Syrup.

WHO juga mengingatkan jika untuk sementara ini, produk empat obat sirup buatan India yang terkontaminasi sejauh ini hanya terdeteksi di Gambia.

BACA JUGA: Daftar Sirup Obat dengan Cemaran EG Melebihi Ambang Batas Aman

Meski begitu, ada potensi jika empat jenis obat sirup ini telah didistribusikan di luar negara Afrika Barat tersebut.

Oleh sebab itu, WHO mendesak semua negara di dunia untuk mengidentifikasi keempat produk ini, dan diminta menghapusnya dari peredaran guna mencegah bahaya yang disebabkan dari mengkonsumsinya.

"Hingga saat ini, produsen obat tersebut belum memberikan jaminan kepada WHO atas keamanan dan kualitas produknya," kata WHO.

Sementara itu, Pemerintah Gambia melaporkan kematian puluhan anak dalam beberapa bulan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: fin.co.id